"Meskipun ada potensi ancaman, dengan adanya kemampuan yang lebih kuat dan UU yang lebih kuat, kita bisa mengatasi mereka," kata Tito dalam acara Rilis Akhir Tahun 2018 di Rupatama, Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (27/12/2018).
Menurut Tito, terorisme akan terus hidup selama kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) masih ada dan mengembangkan paham mereka di dunia internasional, termasuk Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selagi mereka belum bisa selesai sepenuhnya, mereka akan berupaya menggerakkan jaringan mereka di luar negeri agar bergerak juga. Mengalihkan perhatian seperti di Eropa, Amerika, dan Asia Tenggara, kelompok-kelompok yang ada di kita (Indonesia) bisa saja bergerak," terang Tito.
Di samping kejahatan terorisme, Tito menuturkan, Polri juga mengidentifikasi kejahatan lain yang diprediksi rawan terjadi, yaitu gangguan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, konflik sosial, kejahatan siber, dan penyelundupan narkoba.
"Berbagai bentuk konflik sosial seperti aksi intoleransi, konflik SDA, konflik agraria, dan lain-lain," tutur Tito.
Saksikan juga video 'Komnas HAM: Penanganan Terorisme Sebaiknya Minim Libatkan TNI':
(aud/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini