"Kedua, kita itu bermasalah dengan longsor. Yang kita mau deteksi longsornya atau efek dari longsor itu? Lah, kan kalau kita kesulitan mendeteksi longsornya ya kita deteksi secara awal mungkin efek dari longsor itu. Kan begitu," ujar Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Antonius Ratdomopurbo dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jl Medan Merdeka Selatan, Kamis (27/12).
Efek dari longsor itu, lanjut Antonius, bisa dideteksi menggunakan alat yang dipasang secara khusus di sekitar Gunung Anak Krakatau. Ketika ada longsoran dalam jumlah besar yang memicu gelombang, bisa dideteksi untuk kemudian dijadikan sebagai peringatan dini tsunami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masukan mengenai hal ini, kata Antonius, sudah disampaikan ke Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai instansi yang menangani peringatan dini tsunami. Untuk diketahui, BMKG, Badan Geologi, PVMBG, dan sejumlah instansi terkait lainnya bekerja bersama dalam payung yang dikoordinasi Kemenko Maritim.
"Kita memberi masukan kepada BMKG seperti itu. Kita itu kalau ndak bisa mendeteksi longsor, ya, kita deteksi efek dari longsor itu secepatnya, sedekat-dekatnya," kata Antonius.
Saksikan juga video 'BMKG Pasang 6 Seismograf di Gunung Anak Krakatau':
(fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini