Pembangunan shelter tsunami dibangun di Labuhan, Pandeglang dengan anggaran APBN 2014 senilai Rp 18 miliar. Di tengah jalan, pembangunan itu dikorupsi ramai-ramai.
Baca juga: Banten di Bawah Bayang-bayang Korupsi |
Ada dua tersangka yaitu Direktur PT Tidar Sejahtera Takwin Ali Muchtar dan PPK dari Kementerian Pekerjaan Umum bernama Ahmad Gunawan. Setelah kasus itu terendus, mereka ramai-ramai didudukkan di kursi pesakitan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lalu bagaimana nasib shelter tersebut kini?
Kini gedung tempat berlindung saat terjadi tsunami itu tampak tak terurus. Gedung shelter tsunami berlantai 3 dengan luas 2,456 meter persegi itu tampak penuh coretan dinding. Berbagai coretan khas pelajar memenuhi hampir di setiap sisi gedung.
Saat ini, di seluruh Banten hanya ada dua shelter tsunami. Yaitu selain di Lebak di atas, ada juga di Wanasalam. Dengan perairan pantai selatan yang menghadap Samudra Hindia di Pandeglang dan garis pantai yang panjang, idealnya shelter di Banten bukan hanya ada dua. (asp/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini