Sejak pagi, warga yang mayoritas muslim itu membantu dengan masakan dan menyiapkan kursi-kursi di bawah tenda yang disiapkan. Selain banyak tamu yang datang, biasanya Forkompimda juga datang mulai dari Gubernur, Kapolda, hingga Pangdam serta tokoh berbagai agama juga ada.
"Paling berat itu jaga keutuhan republik, caranya ya begini, kumpul srawung, yang ngasih teh kudungan. Ini mahalnya luar biasa, kalau padu masalah golongan, ras, agama, aduh enggak enak," kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat tiba di rumah Pendeta Eka Lasa di RT 07 RW 01 Kelurahan Bangetayu Wetan, Kota Semarang, Selasa (25/12/2018).
Melihat guyubnya umat beragama di Bangetayu, Ganjar selalu mengungkapkan pujiannya. Tahun ini Ganjar juga mengabadikannya dengan mengambil ponselnya dan merekam video blog. Ia menunjukkan kerharmonisan di sana dan berharap itu bisa menular lebih luas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pendeta Eka Lasa yang juga Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Wilayah Jateng itu mengatakan warga di kampungnya memang selalu menjaga kerukunan dan itu hal biasa. Saat natal warga Muslim pun membantu karena warga nasrani dan juga remaja Gereja sedang mempersiapkan Natal dan merayakannya.
"Momentum Natal bukan ritualnya tapi sosialnya. Kebersamaan dalam kehidupan sangat penting. Natal bukan acara orang Kristen saja, ada suka cita bersama, ada kerukunan, ada damai sejahtera. Seperti tema kali ini, Damai Sejahtera Allah di Bumi Pancasila, terimplementasi," kata Pendeta Eka Lasa.
Untuk diketahui, di sekitar tempat tinggal Pendeta Eka Lasa tepatnya di RW 1 ada sekitar 100 kepala keluarga tinggal dan 5 persen diantaranya adalah nasrani. Meski demikian kampung ini sangat bisa memperlihatkan kerukunan umat beragama.
"Ya ini biasa, kita saling membantu tanpa melihat agama," ujar salah satu warga bernama Marni sembari membagikan teh kepada tamu.
Simak Juga 'Gubernur Anies Keliling Gereja di Jakarta':
(alg/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini