"Korban meninggal dunia 48 orang, korban luka-luka ada 213 orang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran pers, Minggu (23/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan mengenai kerusakan fisik. Disebutnya, ada 152 rumah rusak berat akibat tsunami.
"(Sebanyak) 152 rumah rusak berat, 1 rumah hanyut, 2 rumah rusak ringan, 1 penginapan rusak ringan, dan 70 perahu nelayan rusak berat," kata Dedi dalam siaran pers, Minggu (23/12).
Tsunami yang terjadi pada Sabtu, 22 Desember, pukul 21.15 WIB, di pesisir Selat Sunda juga berdampak ke pesisir Lampung, yakni di Kabupaten Lampung Selatan, pesisir Kota Bandar Lampung, dan pesisir Kabupaten Tanggamus, itu juga mengakibatkan sejumlah kerugian materil. Tercatat hingga hari ini, Senin (24/12), 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka, dan 28 orang hilang.
Erupsi Gunung Anak Krakatau pada Sabtu (22/12) yang disebut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sehubungan dengan tsunami, adalah erupsi yang terjadi pada pukul 21.03 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai tsunami itu adalah kombinasi dua faktor, longsoran bawah laut, dan gelombang pasang bulan purnama. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih mendalami apakah ada kaitan antara aktivitas Gunung Anak Krakatau dan tsunami di Anyer atau tidak.
Tonton juga ' Prabowo Prihatin dengan Korban Tsunami Banten dan Lampung ':
(zap/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini