Fadli Zon: Hari Ibu Momentum Emak-emak Buat Perubahan Politik

Fadli Zon: Hari Ibu Momentum Emak-emak Buat Perubahan Politik

Haris Fadhil - detikNews
Sabtu, 22 Des 2018 14:42 WIB
Wakil Ketua DPR Fadli Zon (Tia Reisha/detikcom)
Jakarta - Wakil Ketua DPR Fadli Zon bicara soal peringatan Hari Ibu. Bagi Fadli, Hari Ibu tahun ini menjadi momentum untuk emak-emak membuat perubahan politik.

"Hari Ibu tahun ini benar-benar menggambarkan 'The Power of Emak-emak'. Saya optimis, suara kritis kaum perempuan Indonesia akan menjadi penentu perubahan politik tahun depan. Tahun depan adalah momentum bagi kaum perempuan untuk memilih jalan yang lebih baik bagi masa depan negeri ini," kata Fadli dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/12/2018).

Salah satu alasan Fadli menyatakan hal tersebut adalah jumlah pemilih perempuan yang disebutnya lebih banyak dibanding laki-laki. Dalam DPT, sebut Fadli, pemilih perempuan berjumlah 96.557.044 orang, sedangkan jumlah pemilih laki-laki 96.271.476 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain itu, Waketum Gerindra ini mengatakan peringatan Hari Ibu di Indonesia berbeda dengan di luar negeri. Dia menyebut di Indonesia, Hari Ibu merupakan peringatan terhadap perjuangan emansipasi kaum perempuan.

"Peringatan Hari Ibu di Indonesia menggunakan bahasa hari ini, adalah peringatan atas 'The Power of Emak-emak'. Sejak Kongres Perempuan Indonesia I, 22 Desember 1928 di Yogyakarta, perempuan Indonesia memang telah memiliki kesadaran kolektif bahwa mereka merupakan bagian dari pergerakan nasional. Kesadaran itu tak ada bedanya dengan kesadaran perempuan Indonesia hari ini yang menginginkan adanya perubahan politik dan kepemimpinan nasional," ujarnya.

Dia menilai perempuan sebagai kunci penting bagi perubahan, baik dalam kajian ilmu politik maupun manajemen. Perempuan, khususnya yang sensitif terhadap harga kebutuhan pokok dan isu sosial lainnya, menurut Fadli, telah menjelma menjadi segmen politik yang penting serta menjadi kelompok penekan yang efektif atas kebijakan pemerintah.


"Perempuan kini telah menjelma menjadi sebuah segmen politik yang penting. Mereka, yang sensitif terhadap harga kebutuhan pokok, yang peka terhadap mahalnya biaya pendidikan, awas terhadap bahaya narkoba dan pergaulan bebas bagi anak-anaknya, telah menjadi kelompok penekan yang efektif atas sejumlah kebijakan publik pemerintah. Perempuan kini tumbuh menjadi kelompok kritis dan oposan," ucap Fadli.

Fadli juga menilai perempuan lebih setia sebagai pemilih dalam pemilu dibandingkan laki-laki. Perempuan juga dinilainya lebih ngotot dalam memperjuangkan sikap politik dan lebih tinggi tingkat partisipasinya dibanding laki-laki.

"Menurut survei tentang perilaku pemilih, tingkat kesetiaan kaum perempuan dalam politik juga jauh lebih tinggi dari kaum laki-laki. Kaum perempuan juga dianggap lebih ngotot dalam memperjuangkan sikap politiknya ketimbang laki-laki. Dan dari data yang ada, ternyata partisipasi pemilih kaum perempuan juga lebih besar dari kaum laki-laki. Ini tentu saja kabar baik bagi partai politik yang menempatkan kaum perempuan dalam posisi penting," tuturnya.


Tonton juga video 'Pesan Menteri Susi di Hari Ibu untuk Wanita Tangguh Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]



(haf/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads