Budayawan Betawi Setuju Pengamen Ondel-ondel Ditertibkan, Asal...

Budayawan Betawi Setuju Pengamen Ondel-ondel Ditertibkan, Asal...

Eva Safitri - detikNews
Sabtu, 22 Des 2018 08:16 WIB
Foto: Ondel-ondel (Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI berencana menertibkan dan membina pengamen ondel-ondel yang dianggap meresahkan. Budayawan Betawi Yahya Andi Saputra setuju dengan penertiban itu.

"Bagus dong, ya setuju lah," ujar Yahya, saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/12/2018).

Yahya mengatakan ondel-ondel ataupun kesenian lainnya memang sejak dulu dijadikan sarana hiburan sekaligus sebagai mata pencaharian. Namun, dijadikannya ondel-ondel sebagai mata pencaharian tidak lantas mengabaikan unsur pelestarian budaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Yahya kemudian membandingkan ngamen ondel-ondel pada zaman dahulu dengan zaman sekarang. Menurut dia, pada zaman dulu, para seniman ngamen dalam rangka menjaga kelestarian ondel-ondel itu sendiri.

"Ngamen itu berjalan terus, ngamen yang benar itu mereka ngamen yang betul-betul menjadikan itu sebagai satu upaya memelihara, mempertahankan dan menjaga sesuai dengan pakemnya, jadi mengamen zaman dahulu yang memang ngamen reguler yang dilakukan untuk tujuan mulia yaitu pemeliharaan, eksistensi, kemudian juga identiti, tetep dipertahankan," tuturnya.

Sedangkan, pada zaman sekarang, menurut Yahya, ngamen ondel-ondel seolah mengabaikan kearifan lokal. Tujuan utama hanya untuk mencari uang.

"Ngamen yang sekarang itu adalah upaya yang dilakukan oleh oknum tertentu tanpa melihat latar belakang kearifan lokal yang ada pada ondel-ondel itu, pokoknya mereka keliling kampung dengan mengambil anak muda yang pengangguran. Oknum yang memanfaatkan itu yang salah, karena lihat sendiri ngamen yang sekarang itu kan mereka nggak tertib, ondel-ondel itu kan simbol," kata Yahya.


Oleh sebab itu, Yahya sepakat jika Pemprov DKI berencana menertibkan pengamen ondel-ondel yang merajalela di Jakarta. Asal, pemerintah tidak hanya sekadar menertibkan, namun juga memberikan peluang kerja bagi mereka.

"Nah kami mengharapkan itu dengan ada solusinya tiga macam, satu dengan memberikan BOS di sini yang kita maksud itu biaya operasional sanggar ondel-ondel, pemerintah kan duitnya banyak, kemarin mau diketuk Rp 67 triliun, nah itu dihitung jumlah sanggar. Kedua dilokalisir, jadi misalnya mereka ngamen di kawasan Pasar Baru pada jam sekian," ujarnya.

"Ketiga ya mereka ditertibkan, mereka dikumpulin ditangkap semua, dikasih pendidikan yang betul, pemerintah daerah kan banyak tuh punya rumah tinggal, balai pelatihan kerja dan segala macemnya, apalagi sekarang kan ada OKE OCE tuh, yang membina masyarakat yang mau mengubah nasibnya, jadi anak-anak ini harusnya ditertibkan dengan perangkat yang ada," sambung Yahya.



Simak juga video 'Saat Makna Ondel-ondel Mulai Bergeser':

[Gambas:Video 20detik]

(eva/mae)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads