Berbagai cara mereka memberikan keterangan, informasi yang tidak benar kepada petugas saat wawancara. Mereka ada yang mengaku mau menengok saudara, kerabat hingga wisata atau jalan-jalan ke luar negeri. Namun saat didalami ternyata mereka hendak keluar negeri untuk bekerja.
Permohonan pun kemudian ditolak oleh petugas. Sebagian besar dari merepa adalah perempuan muda dan hanya mengantongi ijazah SD atau SMP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan pihaknya menolak pengajuan atau permohonan paspor ini karena dikhawatirkan pemohon bisa menjadi korban human trafficking atau perdagangan manusia. Sebab sebagian besar adalah berpendidikan rendah dan perempuan usia remaja.
"Pada tahun ini ada 257 pemohon paspor yang ditolak. Sebagian besar mereka adalah perempuan usia remaja," katanya.
"Dari hasil wawancara petugas di kantor Imigrasi Wonosobo melihat ada gerak-gerik yang mencurigakan dari pemohon paspor," lanjut dia.
Ia memaparkan sebagian para pemohon paspor tersebut beralasan ingin melakukan perjalanan wisata atau menjenguk keluarga di luar negeri. Namun setelah didalami, akhirnya pemohon paspor ini mengaku akan bekerja.
"Setelah dilihat ijazahnya hanya sampai SD atau SMP. Biasanya para pemohon paspor ini mengajukan untuk ke negara-negara Asia, termasuk juga ke Timur Tengah," katanya.
Ia menyampaikan, selama ini banyak pekerja imigran menjadi korban human trafficking. Mereka dijadikan budak seks hingga jual beli organ tubuh. Oleh karena itu, setelah dilakukan wawancara kebanyakan ditolak atau tidak dikabulkan.
"Jawa Tengah termasuk banyak masyarakat yang menjadi pekerja migran. Makanya kami mengimbau agar masyarakat tidak mudah tergiur bekerja di luar negeri dengan iming-iming gaji tinggi. Harus dicek dulu kebenarannya," imbaunya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini