"Ini ada upaya pendiskreditan terhadap Pak Prabowo yang coba dilakukan secara sistematis setelah Reuni Akbar 212 yang sukses. Orang-orang yang pernah berinteraksi dengan Alumni 212 tapi menjadi pendukung Jokowi mulai tampil agar bisa menurunkan elektabilitas Pak Prabowo yang sudah di atas 40%, di mana elektabilitas Pak Jokowi turun terus di bawah 50%," kata anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan, Jumat (21/12/2018).
Menurut Andre, Prabowo punya ciri khas dalam berpidato. Ciri khas itu, disebut Andre, merupakan buah dari semangat Prabowo untuk kebaikan bangsa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andre menyebut kubu lawan politik Prabowo malah menarasikan semangat Prabowo menjadi sentimen negatif. Ini, kata Andre, salah satu upaya lain kubu lawan untuk menyudutkan Prabowo.
"Padahal Pak Prabowo kalau berpidato memang ekspresinya memang semangat begitu, bahkan kadang-kadang tangan beliau dikepalkan dan bertemu dengan podium tempat beliau berpidato. Ini kan bisa dilihat di rekaman pidato Pak Prabowo di Konferensi Nasional Partai Gerindra, 17 Desember 2018 kemarin. Tapi oleh pendukung Jokowi kan dibangun narasi ke publik bahwa Pak Prabowo pemarah dan ini merupakan strategi pendukung Jokowi untuk mendiskreditkan Pak Prabowo," tutur Andre.
Andre mengaku telah berdebat dengan Usamah Hisyam, yang juga Ketum Parmusi, di salah satu stasiun TV swasta beberapa waktu lalu. Dalam perdebatan itu, Andre menyebut Usamah mengakui menjadi salah satu pendukung Jokowi.
Tulisan Usamah Hisyam soal Prabowo meninju meja di depan ulama dibenarkan Sekjen Partai Bulan Bintang Afriansyah Ferry Noor. Afriansyah memang disebut Usamah dalam tulisannya sebagai salah satu orang yang hadir di forum Dewan Penasihat PA 212.
"Kemarin di TV swasta nasional dalam perdebatan dengan saya, Pak Usamah Hisyam sudah mengakui bahwa yang bersangkutan adalah pendukung Pak Jokowi. Termasuk saya rasa Sekjen PBB yang beberapa waktu lalu menemani Pak Yusril bertemu dengan Pak Jokowi. Dan kita kan tahu bahwa Pak Yusril kan pendukung Pak Jokowi. Jadi wajar-wajar saja sekjen yang notabene anggota beliau juga pendukung Pak Jokowi. Sehingga skenario untuk pendiskreditan Pak Prabowo dalam rangka mencegah elektabilitas Pak Prabowo menyalip Pak Jokowi di bulan Januari ini dimainkan," sebut Andre.
Simak Juga 'Tau Nggak? Prabowo Sebenarnya Sayang Sama Wartawan':
(gbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini