"Belum ada tanggapan, belum ada nama (resmi). Yang ditolak juga apa lagi itu belum ada nama. Karena belum ada usulan dari dua partai pengusung, yang ada baru usulan dari tiap-tiap partai. Tapi kita bekerja terus, jalani dengan baik," kata Anies di Sunter, Jakarta Utara, Kamis (20/12/2018).
Anies tak mempersoalkan ketiadaan wakil gubernur selama lima bulan terakhir. Anies mengatakan pekerjaannya masih bisa dikerjakan dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies menuturkan, ketiadaan wakil gubernur dirasakan saat acara seremonial. Selain acara tersebut, Anies merasa tak kerepotan.
"Kegiatan-kegiatan memang banyak dan sebagian membutuhkan representasi. Karena nggak ada representasi harus saya kerjakan sendiri. Jadi harus cepat ada acara berikutnya acara berikutnya sudah gitu aja. Tapi selain itu insyaallah nggak ada masalah," papar Anies.
Sebelumnya, Wagub DKI merupakan hak dari PKS dan Gerindra untuk mengusulkan ke Gubernur dan DPRD DKI. PKS mengusulkan nama Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto untuk disodorkan ke Gerindra melalui proses fit and proper test.
Hingga saat ini, proses tersebut belum berjalan. Salah satu penguji fit and proper test adalah peneliti LIPI, Siti Zuhro.
Sementara itu, Fraksi Golkar dan Hanura DPRD DKI menolak dua nama yang diajukan oleh PKS. Sebab, Syaikhu dan Agung bukan berasal dari Jakarta.
"Siapa calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang akan datang. Judulnya kan sudah fokus pada cocok-nggak Ahmad Syaikhu dan Agung. Tanya cocoknya kepada siapa? Gitu kan? Kalau tanya kepada Golkar, Golkar nggak bisa jawab karena nggak kenal. Saya sudah diskusikan ini kepada institusi partai dan fraksi, kita nggak kenal nama Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto, baru tahu di media," kata Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta Asraf Ali dalam diskusi 'Cocok Tidak Ahmad Syaikhu atau Agung Yulianto Jadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Apa Kata DPRD' di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (19/12).
Alasan yang sama dikemukakan oleh Partai Hanura. Hanura menilai dua orang kandidat Wagub DKI yang disodorkan PKS tak memahami persoalan di Jakarta.
"Kalau melihat tema hari ini, bagi saya bukan persoalan cocok dua orang ini atau tidak. Tapi permasalahannya, dua orang ini memahami nggak permasalahan di Jakarta. Karena Bang Asraf bilang, 'Saya saja nggak kenal dengan dua orang ini'. Ini Golkar saja partai lama, apalagi Hanura yang baru. Kalau kawan-kawan anggota Dewan sudah tidak kenal dengan dua orang ini, berarti beliau berdua tidak paham apa sih permasalahan dasar masyarakat Jakarta," kata Sekretaris Fraksi Partai Hanura DPRD DKI Jakarta Veri Yonnevil dalam kesempatan yang sama. (fdu/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini