"Bukannya yang kita harapkan adalah baldatun toyyibatun warobbun ghofur. Baldatun, sebuah negara thoyib, negara yang baik. Nah, warrabbun ghofur (adalah) negara yang penuh dengan ampunan Allah," kata Khofifah kepada wartawan saat ditanya terkait pernyataan Ketum Gerindra itu, di Istora Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (19/12/2018).
"Oleh karena itu, bagaimana sesungguhnya sisi kebangsaan, sisi kenegaraan, sisi kemasyarakatan kita bangun tetapi dengan nuansa sila pertama, sisi religiositas dan sisi spiritualitas," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khofifah juga menceritakan pengalamannya yang sempat gagal di Pilgub Jawa Timur. Meski gagal, Khofifah mengaku tidak pernah mengucapkan kata-kata seperti yang disampaikan Prabowo tersebut.
"Jadi kalau saya misalnya... kan kalian tahu bagaimana pilgub dua kali saya belum diberi izin oleh Allah untuk menang, baru pada pilgub ketiga Allah mengizinkan kemenangan. Rasanya tidak akan pernah ketemu rekaman atau pembicaraan saya yang kemudian tendensius atau negatif terhadap pemenang. Rasanya itu tidak akan ditemukan," kata Khofifah.
"Karena seluruh positif sudah berjalan, saya pun sudah ke MK. Artinya, proses yudisial yang disiapkan oleh negara sudah saya lakukan. Ya sudah, berati Allah belum kasih saya. Nah, suasana seperti itu saya rasa kalau dibangun dalam sebuah kompetisi yang berkualitas dan fair rasanya semua akan berjalan dengan baik," sambungnya.
Simak juga video 'Soal 'Negara Punah' Prabowo, M Taufik: Untuk Semangati Kader':
(fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini