"Memang paling terkenal itu laut (pantai), karena garis pantai di Gunungkidul itu panjangnya 72 kilometer dan semuanya indah," kata Bupati Gunungkidul, Badingah, Senin (17/12/2018).
"Selain pantai ada juga wisata gua. Di sini ada 725 Goa. Kemudian wisatawan juga bisa ke gunung api purba (Nglanggeran), air terjun, hutan dan masih banyak lagi lainnya," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dinas Pariwisata setempat juga telah memetakan destinasi-destinasi itu dengan membuat pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata (KSP). Tujuannya untuk mendistribusikan wisatawan atau mengatur pergerakan wisatawan bisa mengunjungi tempat wisata lain yang punya daya tarik khusus serta sesuai dengan kebutuhan wisatanya.
Destinasi wisata di Gunungkidul dibagi dalam 3 KSP dan diklasifikasikan menjadi 6 jenis menurut daya tarik dan keunggulannya masing-masing. Hal tersebut agar wisatawan tak bingung menentukan destinasi yang sesuai dengan ketertarikannya masing-masing.
"Contohnya KSP I itu didominasi kawasan Pantai. Tapi ada juga kawasan wisata non-patai yang punya daya tarik khusus dengan menonjolkan unsur kebudayaan yang dimiliki," kata Sekretaris Dinas Pariwisata (Dinpar) Kabupaten Gunungkidul, Hary Sukmono.
![]() |
KSP I meliputi Pantai Watu Gupit, Pantai Bekah, Pantai Grigak, Pantai Ngunggah, Pantai Nguyahan, Pantai Torohudan sebagai kawasan wisata pantai berbasis relaksasi dan petualangan. Sedangkan untuk kawasan wisata berbasis pendaratan ikan meliputi Pantai Gesing, Pantai Ngrenehan.
Dilanjutkan Pantai Ngobaran sebagai kawasan wisata pantai berbasis budaya dan keagamaan. Untuk wisata non pantai antara lain seperti Gua Cerme sebagai kawasan wisata susur gua dan budaya, Hutan Wisata Turunan (geosite) sebagai kawasan wisata berbasis konservasi dan pendidikan, Gua Langse, Pesangggrahan Gumbirowati, Wonokobaran, Pertapaan Kembang Lampir dan Cupu Panjolo sebagai kawasan wisata budaya.
Selain itu, terdapat acara kesenian yang bisa dinikmati di KSP I seperti kesenian tradisional Gejog Lesung, Jaran Jambul, Reog dan Jathilan. Serta tradisi pelestarian tradisi kebudayaan yakni Rasulan, Sedekah Laut, dan Labuhan.
![]() |
Untuk KSP II memiliki daya tarik kawasan wisata berbau kuliner seperti Pantai Baron, Pantai Drini, Pantai Ngandong sebagai kawasan wisata pantai berbasis pendaratan ikan, kuliner hasil laut dan wisata keluarga.
Selain itu, ada pula Pantai Kukup sebagai kawasan wisata pantai berbasis wisata pendidikan keanekaragaman hayati laut. Ada juga Pantai Sanglen sebagai kawasan wisata berbasis wisata konservasi.
"Kalau wisata pantai berbasis wisata keluarga dan relaksasi itu di Pantai Sepanjang, Pantai Watu Kodok, Pantai Sarangan, Pantai Krakal, Pantai Slili, Pantai Sadrananan, Pantai Watu Lawang, Pantai Sundak, Pantai Somandeng, Pantai Pulang Sawal, dan Pantai Pok Tunggal," kata Hary.
![]() |
Ada pula Baron Agro Forestry Technopark sebagai kawasan wisata berbasis wisata pendidikan dan Gua Maria Tritis sebagai kawasan wisata berbasis wisata ziarah.
Sedangkan KSP III meliputi kawasan pantai yang memiliki daya tarik wisata berbasis petualangan dan relaksasi seperti Pantai Ngutun, Pantai Timang, Pantai Jogan dan Pantai Siung. Untuk Pantai Wediombo dan Pantai Jungwok masuk kawasan wisata pantai berbasis wisata konservasi, relaksasi dan keluarga. Serta Pantai Sadeng sebagai kawasan wisata pantai berbasis wisata pelabuhan dan perikanan.
"Di KSP III terdapat juga tempat wisata berbasis konservasi dan pendidikan non pantai seperti Taman Keanekaragaman Hayati Bajo, Taman Keanekaragaman Hayati Koesnadi Hardjosoemantri, Gunung Batur dan Bengawan Solo Purba (geosite)," lanjutnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini