"Baik di YouTube, beberapa (akun) Facebook, dan sebagian besar di Facebook. Twitter juga ada, tapi cuma beberapa," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (17/12/2018).
Polisi menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menangani akun-akun tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang kan dunia IT, mereka juga menggunakan IT untuk melakukan propaganda. Perang sibernya digunakan juga. Kita antisipasi," imbuh Dedi.
KKB, sambung Dedi, tak hanya memanfaatkan media sosial sebagai alat propaganda, tapi juga menyiarkan kabar tak benar ke dunia internasional soal kondisi di Papua dan perlakuan pemerintah terhadap masyarakat Papua.
Baca juga: Soal KKB Papua, Wiranto: Kita Habisi Mereka! |
"Berita-berita yang tidak benar atau kejadian-kejadian lama diunduh kembali dan dibuat narasi lagi. Sama seperti penyebaran berita hoax," ujar Dedi.
Dari hasil penyelidikan awal, pemilik akun-akun media sosial yang dimaksud adalah simpatisan KKB dan berdomisili di Papua. "Kita juga berikan edukasi kepada masyarakat bahwa kejadian itu adalah kejadian lama yang sudah ditangani masa lalu," jelas dia.
Saksikan juga video 'Soal KKB Papua, Wiranto: Kita Habisi Mereka!':
(aud/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini