Gerindra soal Iklan 'Kerja': Memang Ortu Mau Anak Kerja Informal?

Gerindra soal Iklan 'Kerja': Memang Ortu Mau Anak Kerja Informal?

Haris Fadhil - detikNews
Senin, 17 Des 2018 08:51 WIB
Foto: Andre Rosiade (dok. pribadi)
Jakarta - Gerindra membantah meniru slogan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait iklan yang menayangkan slogan 'kerja, kerja, kerja'. Iklan itu disebut bertujuan menyindir slogan 'kerja,kerja,kerja' yang kerap diucapkan Jokowi, namun ternyata belum mampu menciptakan lapangan kerja formal yang cukup.

"Di mana nirunya. Inikan menyampaikan ke masyarakat kondisi riil saat ini ya. Ada orang yang bilang lapangan pekerjaan banyak, ada orang punya jargon kerja, kerja, kerja dan bilang lapangan pekerjaan banyak. Faktanya saat ini apa yang mau dikerjakan? Lapangan pekerjaan nggak ada, banyak sarjana, tamat kuliah menganggur," kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade, Senin (17/12/2018).


Akhirnya karena lama menganggur, menurut Andre, banyak sarjana banting stir ke pekerjaan informal yang memang banyak tersedia. Namun, dia menilai pekerjaan itu kurang tepat jika dikerjakan sebagai pelarian para sarjana akibat tidak mendapat pekerjaan formal sesuai harapan orang tua yang telah menyekolahkan mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akhirnya karena nganggur, lapangan pekerjaan tidak ada, lalu mereka akhirnya banting stir jadi ojek online. Ini bukan menghina ojek online atau pekerjaan lain. Pekerjaan itu baik dan halal, tapi orang tua kan punya cita-cita yang lain. Jujurkan, dikuliahin, tamat kuliah, bukan mau menghina ojek online. Ini menggambarkan hal seperti ini, anak muda kita sulit dapat pekerjaan," ucapnya.

Andre, yang juga juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga ini, menyebut Gerindra tak mempermasalahkan para sarjana atau anak muda lebih memilih bekerja di sektor informal. Yang jadi masalah, kata Andre, jika para sarjana atau anak muda itu tak disediakan lapangan pekerjaan hingga terpaksa berkerja informal untuk bertahan hidup.

"Pekerjaan informal di bawah 35 jam. Itu terjadi sekarang, yang ada itu begitu, bukan pekerjaan formal. Kalau kita lihat secara utuhkan, orang tua itu cita-citanya anaknya bekerja secara formal,coba kita jujur dong pakai nurani, memangnya orang tua kita mau kalau kita kerja di sektor informal. Disekolahkan kita mahal-mahal, jujur dong, padahal sekolahnya mahal-mahal," ujar Andre.

Gerindra sebelumnya membuat video politik 'kerja, kerja, kerja', yang isinya menampilkan kesulitan seorang pemuda mencari kerja sesuai dengan cita-citanya. Iklan tersebut ramai dibahas.

Iklan 'kerja, kerja, kerja' Gerindra diunggah akun Twitter resmi Partai Gerindra, @Gerindra, seperti dilihat detikcom, Minggu (16/12/2018). Video tersebut diawali dengan seorang pemuda yang baru saja lulus kuliah arsitek.

"Wohoo! Lulus kuliah arsitek langsung cari kerja, kerja, kerja. Katanya kan lowongan banyak, pasti aku bisa kerja, kerja, kerja," kata seorang dubber dalam video tersebut.


Video dilanjutkan dengan si pemuda melamar di banyak tempat. Singkat cerita, si pemuda tak mendapat panggilan kerja sesuai cita-citanya, yaitu arsitek. Si pemuda lalu ditanyai oleh seorang pria yang memainkan peran sebagai bapak karena tak kunjung mendapat pekerjaan. Pemuda lulusan arsitek tersebut lalu tampak bekerja di berbagai bidang, salah satunya fotografer.

"Tapi... papa-mamaku sedih, karena tidak sesuai dengan cita-citaku," katanya, tampak mengevaluasi pekerjaan informal tersebut.

TKN Jokowi-Ma'ruf Amin sebelumnya menilai iklan politik Gerindra yang ada menggunakan istilah 'kerja, kerja, kerja' hanya meniru slogan Jokowi. Menurut TKN, 'kerja, kerja, kerja' merupakan slogan Jokowi saat kampanye Pilpres 2014. TKN kemudian mengatakan saat ini Jokowi telah menunjukkan kinerja yang baik. Contohnya soal menurunnya jumlah pengangguran saat ini.

"Tingkat pengangguran juga menurun drastis, terbaik di masa Pak Jokowi ini. Kesempatan berusaha juga begitu mudah, dan karena selain kesempatan itu ada, proses untuk berusaha juga relatif lebih mudah karena birokrasi dipangkas. Akses modal, misal seseorang ingin membangun usaha jauh lebih mudah," ujar Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding. (haf/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads