Pantauan di lokasi, Jumat (14/12/2018) siang, sejumlah polisi dan personel Satpol PP berjaga di area Pendopo. Massa tak terkendali. Bahkan mereka merusak kayu dan seng yang menjadi pembatas antara Alun-alun dan Pendopo.
"Hidup KPK!" teriak massa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kedatangan massa murni karena euforia mereka setelah Irvan kena OTT dan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
"Mereka mendapat informasi Bupati IRM ditangkap KPK. Saya rasa ini adalah bagian euforia mereka saja, tidak ada yang mengkoordinir. Spontan begitu saja. Jadi saya rasa wajar mereka meluapkan kegembiraan dengan cara seperti ini," kata Asep di Pendopo Cianjur.
Menurut pria yang akrab disapa Asto ini, tertangkapnya Irvan ialah momentum agar Pemkab Cianjur berbenah dan menghilangkan kebiasaan korup dalam menjalankan roda pemerintahan.
"Kalau saya lihat ini adalah momentum Cianjur untuk melakukan perbaikan yang lebih baik ke depan. Melakukan perubahan yang membuat Cianjur lebih maju. Semoga ke depan Cianjur bisa menjadi kabupaten yang terbersih," tuturnya.
Di tempat yang sama, Dodi Suryadi, tokoh masyarakat Cianjur, menyebut apa yang terjadi hari ini klimaks masyarakat yang marah dengan kebijakan bupati yang menurutnya bagian dinasti.
"Ini klimaks kemarahan masyarakat yang menganggap rezim ini adalah rezim dinasti, dari mulai ayahnya Tjetjep Muchtar Saleh kemudian diteruskan oleh putranya IRM. Mereka banyak melakukan kebijakan yang terindikasi korupsi, pemungutan-pemungutan uang masyarakat untuk kepentingan mereka," ujar Dodi.
Sekitar 20 menit di area Pendopo, massa kembali ke area Alun-alun Cianjur.
Saksikan juga video 'KPK Tetapkan Bupati Cianjur Tersangka Pemerasan Kepsek SMP':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini