Belum ada kata sepakat dari Gerindra dan PKS, parpol pengusung duet Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilgub DKI 2017. Setelah menyetujui digelarnya fit and proper test calon Wagub DKI, 'ketegangan' muncul lagi.
Ketua DPW PKS DKI Jakarta Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada Agung Setiarso menyuarakan protes mengenai adanya perubahan kesepakatan soal fit and proper test untuk calon wagub. Gara-gara perubahan itu, ujar Agung, Gerindra berpeluang mengajukan calon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peluang Gerindra mengajukan calon, disebut Agung, didasari pernyataan Ketua DPD Gerindra DKI M Taufik. Taufik, menurut Agung, menyebut Gerindra bisa mengajukan calon bila cawagub dari PKS tidak lolos fit and proper test.
"Pak Taufik menjelaskan fit and proper test, kalau dari PKS tak kompeten, dimungkinkan Gerindra bisa mengajukan. Itu kata Pak Taufik. Di sini PKS meradang. Artinya, kita berharap ajang fit and proper test memperkenalkan cawagubnya, tapi ini ternyata tes," ujar Agung, Rabu (12/12).
Soal protes tersebut, Taufik menyebut Agung tak paham soal fit and proper test. Taufik bahkan balik bertanya soal Agung yang disebut tak ikut dalam kesepakatan fit and proper test cawagub DKI.
"Agung nggak ngerti apa-apa. Fit and proper test itu komitmen, kesepakatan bersama," tegas Taufik saat ditanya wartawan, Kamis (13/12).
Taufik menegaskan, fit and proper test memang bukan hanya mendengarkan visi-misi dan perkenalan calon Wagub DKI. Format uji seperti itu, dinilai Taufik, malah bisa dianggap membohongi masyarakat.
"Masa mau main-main bohongi rakyat. Makanya Agung (Setiarso) itu nggak ngerti apa-apa," ujar Taufik.
Pada tahapan lanjutan, PKS harus menyodorkan dua nama untuk panitia fit and proper test. Sampai saat ini, menurut Taufik, PKS belum memberikan nama panitia seleksi. (fdn/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini