Pengungsi Gempa Lombok Tagih Janji Hunian Tetap dari Pemerintah

Pengungsi Gempa Lombok Tagih Janji Hunian Tetap dari Pemerintah

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 09 Des 2018 16:52 WIB
Ilustrasi (Foto: dok. Antara Foto)
Jakarta - Lima bulan setelah gempa bumi, di Pulau Lombok, NTB, pengungsi mulai mempertanyakan program hunian tetap yang dijanjikan pemerintah. Mereka bahkan pesimistis karena belum melihat adanya tanda-tanda pembangunan hunian.

Dilansir Antara, Minggu (9/12/2018), belum terlihat hunian tetap seperti yang digaung-gaungkan melalui suara pemerintah. Janji-janji tersebut seolah kini bisu, tidak ada yang mempedulikan jeritan hati korban gempa.

Seorang warga Desa Mambalan, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Apink Alkaff, mengaku belum melihat ada upaya pemerintah dalam pembangunan hunian tetap di wilayahnya. Kalaupun ada, itu usaha mandiri warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Untuk di wilayah kami, hunian tetap bantuan pemerintah itu belum ada," ujar Apink, yang juga inisiator komunitas relawan Mata Kali saat diwawancara wartawan.

Meski demikian, Apink, yang telah bergerak bersama kelompok pemuda dari desanya ini, membantu korban gempa dengan cara mandiri. Berbagai bantuan dari para donatur dimanfaatkannya bersama komunitas relawan Mata Kali untuk membangun berbagai fasilitas kebutuhan korban gempa.

"Sekarang kami sedang membangun beberapa masjid di sejumlah titik desa. Jadi tidak hanya di desa kami saja, desa yang ada di sekitar juga menjadi sasaran kami untuk menyalurkan bantuan dari donatur," tutur Apink.



Senada dengan Apink, Nur Saad, warga Dusun Senaru, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, juga belum ada pembangunan di desanya. Padahal sudah ada kontraktor yang menawarkan diri untuk membantu korban gempa membangun hunian tetap ataupun fasilitas umum di wilayah setempat.

"Belum ada hunian tetap. Bagaimana mau ada, yang jadi syarat pembangunannya saja belum ada, seperti pokmas (kelompok masyarakat) itu belum ada di sini," kata Nur, yang berprofesi sebagai pegiat wisata pendakian di gerbang Senaru.

"Malah kontraktornya siap memberikan sosialisasi hunian tetap yang direncanakan dari pemerintah itu," sambungnya.

Di beberapa titik pemerintah sudah membangun hunian sementara. Namun proses pembangunannya tidak menyesuaikan dengan kontur geografis setempat, misalnya membangun di tanah lapangan yang berceruk. Akibatnya, saat hujan tiba, hunian sementara pun terendam air, sehingga penghuni harus kerepotan menghadapinya sembari menahan udara dingin.

Di tempat terpisah, Kepala Desa Sajang Lalu Kanahan juga bingung menjawab apa ketika warga bertanya soal program tersebut. Dia mengaku warga kerap datang dan mempertanyakan realisasi dari hunian tetap tersebut, tapi dia tak tahu apa yang dijawabnya.

"Ini fakta di lapangan, sampai dua bulan ini belum ada realisasi pembangunan di Sembalun," kata Lalu.



Tonton juga 'Indonesia Ngutang Rp 15 T demi Lombok dan Sulteng':

[Gambas:Video 20detik]

(rvk/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads