Rombongan Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengunjungi Pabrik PT Sido Muncul Tbk di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Dalam kunjungan tersebut, mereka diajak mengelilingi pabrik yang memproduksi produk jamu Tolak Angin, Tolak Angin Flu, Tolak Angin Cair Anak, Tolak Angin Bebas Gula, Tolak Linu Herbal, dan lainnya.
Dipimpin oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kemenkes, Ina Rosalina. Sp.A (K), M.Kes., MHKes, tempat pertama yang dikunjungi adalah Semarang Herbal Indo Plant. Di tempat ini, Manager Produksi PT Sido Muncul Tbk Muhammad Faizin Akbar menjelaskan mengenai proses produksi ekstrak bahan-bahan alami yang nantinya digunakan sebagai bahan baku beragam produk Tolak Angin.
Para peserta tur pun tampak antusias melihat mesin-mesin penghasil ekstrak yang sisanya limbahnya ternyata dijadikan pupuk. Perjalanan kemudian berlanjut ke Pabrik Baru Cairan Obat Dalam (COD) yang baru saja diresmikan beberapa waktu lalu oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Di pabrik seluas 17.000 m2, para peserta semangat bertanya kepada Jeffry Chandra selaku Plant Manager. Utamanya soal mesin-mesin otomatis yang bekerja tanpa operator manusia dan bahkan tanpa mengeluarkan suara yang berisik.
"Di sini semua dilakukan secara otomatis. Ada 15 tangki berbeda yang semua diawasi di ruang server atau di setiap panel," jelas Jeffry.
Peserta semakin terkagum karena dari pabrik Pabrik COD II dapat menghasilkan 200 juta sachet jamu cair per bulannya. Sedangkan pabrik lama hanya memproduksi 80 juta sachet per bulannya. Adapun jamu cair yang diproduksi di pabrik ini, antara lain Tolak Angin Cair, Tolak Linu, dan Madu Kembang Sido Muncul.
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat memaparkan tentang pabrik Sido Muncul (Foto:Dok Sido Muncul) |
Tur pun dilanjutkan ke pabrik lama COD yang juga memproduksi sebagian Kuku Bima dan Tolak Angin serta lab pengembangan dan penelitian. Tur ini pun ditutup di kawasan Agrowisata yang memamerkan banyak satwa, sebut saja harimau sumatera, harimau siberia, buaya, berbagai jenis kera dan monyet, orang utan, kasuari, merak, burung kakatua, elang, ular, kuda, dan sebagainya.
Selain itu, ada juga ragam tanaman obat yang digunakan sebagai bahan penelitian Sido Muncul, seperti kumis kucing, lavender, dan lain-lain. Tur yang berlangsung selama kurang lebih sejam ini membuat puas para peserta, tak terkecuali Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kemenkes, Ina Rosalina. Bahkan Ina mengapresiasi proses produksi yang dilakukan Sido Muncul di pabrik tersebut.
"Memang saya ingin mengajak rekan saya ke Pabrik Sido Muncul yang menghasilkan produk dengan keamanan yang ditata dengan baik. Sehingga mereka tahu kalau produk jamu yang ada di masyarakat harus seperti ini pengamanannya dan pembuatannya. Masyarakat juga kalau mau beli sesuatu harus jelas dulu bagaimana buatnya dan keamanannya," jelas Ina.
Ina pun mengakui bahwa pabrik milik Sido Muncul yang telah memenuhi revolusi industri 4.0 ini merupakan salah satu pabrik dengan pengolahan jamu terbaik.
"Salah satunya ya yang di Indonesia yang bisa (jadi patokan)," tegas dia.
Sementara itu, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat yang ikut menyambut kedatangan mereka pun senang karena pabrik miliknya bisa menginspirasi Kemenkes.
"Saya ingin memperkenalkan proses produksi kami dan mereka sering kali impress ternyata luar biasa prosesnya, higienis, dan orientasinya kepada kepentingan dan keselamatan konsumen. Di sini kami menjelaskan obat-obat alam seperti apa. Kami ingin memperkenalkan kepada Kemenkes kalau ini diproses dengan baik," tandas Irwan.
Irwan pun menyambut siapa saja yang ingin tahu dan datang ke pabriknya untuk belajar dan memastikan pengolahan produk Tolak Angin aman dan higienis.
"Pabrik ini memang dikunjungi 7 sampai 8 ribu orang per bulan. Dan Kemenkes itu wakil pemerintah di bidang kesehatan kalau mereka datang begini, saya berharap mereka lihat produksinya," sambung dia.
Diketahui pabrik yang menaungi sekitar 3.000 tenaga kerja ini banyak dikunjungi oleh para praktisi dan akademisi mulai dari pelajar SMP hingga pelajar dari Universitas di Prancis. Berbagai instansi gemar berkunjung dan belajar cara mengolah produk alam dengan aman dan higienis. Rombongan yang ingin belajar di area ini tidak dikenakan biaya dan terbuka untuk umum.












































Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat memaparkan tentang pabrik Sido Muncul (Foto:Dok Sido Muncul)