"Kami hanya berpedoman kepada hasil internal survei kami yang terus naik signifikan dan pada waktunya akan mengalahkan petahana secara sigfnifikan seperti kasus DKI Jakarta," ujar Juru debat BPN Prabowo-Sandiaga, Sodik Mudjahid, saat dihubungi, Kamis (6/12/2018).
Politikus Gerindra ini juga mengkritik sejumlah lembaga survei yang dinilainya tidak independen. Ia menilai lembaga-lembaga survei banyak berperan sebagai konsultan politik kubu tertentu. Tujuannya untuk mempengaruhi pikiran masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, survei yang dilakukan LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Prabowo-Sandi pada November 2018 mencapai 31,2% dan kalah dari Jokowi-Ma'ruf di angka 53,2%. Sementara itu, 15,6% responden tidak menjawab.
"Selama dua bulan terakhir, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga mengalami turun-naik. Namun tidak banyak mengubah selisih elektabilitasnya," demikian disampaikan Founder LSI, Denny JA, dalam siaran pers.
Denny JA menyimpulkan kedua pasangan capres sebenarnya mempunyai program yang disukai dan sangat bisa menambah elektabilitas, tapi tim kampanye kedua pasangan kurang mengangkat program ini.
"Akibatnya, dua bulan masa kampanye program dikalahkan oleh isu sensasional yang tidak berpengaruh pada kenaikan elektabilitas," pungkasnya. (yld/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini