"Tahun ini kita sudah memasuki tahap kampanye pilpres. Insyaallah 17 April 2019 kita akan melaksanakan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Pesan saya satu, kita anggota Polri harus netral. Netralitas Polri tidak boleh ditawar-tawar. Bhayangkari kita boleh memilih, tapi kalau yang Bhayangkari-nya polwan nggak boleh," kata Idham kepada wartawan di Mako Polres Metro Jakarta Utara, Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, Rabu (5/12/2018).
Ia menekankan seluruh jajaran kepolisian tidak ikut campur dalam kampanye. Apalagi ikut mendukung kegiatan kampanye capres atau caleg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Idham pun berpesan kepada jajaran Polres Jakarta Utara berhati-hati melakukan pose saat berfoto. Ia meminta tidak berpose dengan menunjukkan simbol tangan satu atau dua jari. Menurutnya, pose tangan salam komando lebih aman.
"Hati-hati kalau berfoto nggak usah begini (memeragakan satu jari), nggak usah begini (memeragakan dua jari), sudah begini saja (memeragakan salam komando). Jadi salam komando saja. Ya, semua sanggup ya," ungkapnya.
"Bagus kalau kalian sanggup, nanti kalau ada foto yang begini begini ada di medsos kita di-bully nanti. Sebenarnya nggak takut bully-nya capek jawabnya," lanjut Idham.
Selain itu, Idham mengingatkan jajarannya tidak tersangkut masalah dengan narkotika. Ia tidak segan untuk langsung memecat anggota yang diketahui memakai narkoba.
"Jadi saya ingatkan kepada pejabat dan kapolres di sini kalau ada anak buahmu yang pakai narkoba nggak usah lihat kiri kanan, pecat. Siapa pun dia itu. Kalau hukuman sipil yang pakai narkoba itu bisa sampai 10 tahun, kalau polisi yang tahu aturan main, tahu polisi pakai narkoba itu harusnya dia dihukum mati," katanya. (eva/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini