Reuni 212 Dituding Kampanye Terselubung, Tim Prabowo: Adukan ke Bawaslu

Reuni 212 Dituding Kampanye Terselubung, Tim Prabowo: Adukan ke Bawaslu

Tsarina Maharani - detikNews
Senin, 03 Des 2018 17:23 WIB
Foto: Sodik Mudjahid (dok. pribadi)
Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membantah reuni 212 merupakan kegiatan kampanye terselubung. BPN Prabowo-Sandiaga heran dengan tudingan itu.

"Kenapa ribet dan ribut dan mempermasalahkan acara Reuni Alumni 212?" kata juru debat BPN Prabowo-Sandiaga, Sodik Mudjahid saat dihubungi, Senin (3/12/2018).


Sodik menyarankan timses Jokowi-Ma'ruf melapor ke Bawaslu jika menilai ada pelanggaran di Reuni 212. Selain itu, dia juga menantang kubu Jokowi menyelenggarakan acara sebesar Reuni 212.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Daripada ribet dan ribut, lebih baik lakukan dua hal: adukan ke Bawaslu jika itu melanggar UU dan regulasi kampanye, lakukan acara yang sama banyak, sama mandiri, (peserta datang biayai sendiri) dan sama aman dan damainya," tuturnya.


Sodik yang merupakan politikus Gerindra itu juga membantah sejumlah tuduhan lain yang disebutkan timses Jokowi. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding mengatakan Partai Gerindra berada di belakang aksi Reuni 212.

"Adalah fitnah jika Partai Gerindra disebut merancang acara reuni sebagai acara kampanye terselubung. Partai Gerindra tidak punya kewenangan dan pengaruh untuk memengaruhi, apalagi mengatur acara reuni alumni 212," jelas Sodik.

"Adalah fitnah jika dikatakan Kantor Gerindra di daerah-daerah menyediakan akomodasi dan transportasi peserta acara. Tunjukkan daerah mana," imbuh dia.


Seperti diketahui, reuni 212 baru saja selesai digelar kemarin. Acara itu kemudian berbuntut panjang. Banyak pihak yang menuding aksi kemarin itu ditunggangi kepentingan politik kubu Prabowo. Salah satunya PKB yang menilai reuni 212 sebagai ajang kampanye terselubung Ketum Partai Gerindra itu.

"Sebenarnya kegiatan ini adalah kegiatan kampanye, kampanye Pak Prabowo yang menggunakan agama, simbol-simbol agama sebagai alat," ujar Karding, Minggu (2/12).

Panitia 212 sudah membantah bahwa aksi reuni 212 memiliki kepentingan politik. Aksi tersebut ditegaskan panitia murni sebuah gerakan umat.

"Tidak ada kegiatan kampanye terselubung untuk mendukung salah satu paslon presiden," kata Ketua Panitia Reuni Akbar Mujahid 212, Bernard Abdul Jabar, kepada detikcom, Senin (3/12/2018). (tsa/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads