"Untuk internal PBB tentu ada dinamika. Ada pro dan kontra, biasalah. Karena itu kami mengatakan nanti akan ada rapat koordinasi nasional bulan Januari. Jadi kan sudah agak panjang waktunya itu. Mungkin yang marah-marah sudah agak tenang, yang ngomel-ngomel sudah mulai mengerti. Begitu," kata Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/11/2018).
Yusril sendiri saat ini ditunjuk sebagai pengacara Jokowi-Ma'ruf Amin untuk pilpres. Namun, keputusannya bukan sikap resmi PBB. Mantan Mensesneg ini menyebut pengurus partai sudah memahami sikapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sambil berbicara di samping Jokowi, Yusril menerangkan alasannya menjadi pengacara mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Yusril tidak mempermasalahkan apabila masukannya tidak sependapat dengan Jokowi, dalam hal ini sebagai calon presiden 2019-2024.
"Jadi saya memang menjadi tim penasehat hukum. Tapi bukan beliau, maaf, sebagai presiden, tapi calon presiden. Jadi lebih proporsional, lebih jelas masalannya. Dan saya pikir pemikiran yang konstruktiflah yang akan saya sampaikan pada beliau. Kalau beliau sependapat beliau melaksanakan, kalau tidak sependapat ya tidak apa-apa," terangnya.
Saksikan juga video 'Yusril ke Jokowi, Muzani Berharap PBB ke Prabowo':
(dkp/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini