Muktamar Pemuda Muhammadiyah, Isu Intervensi hingga Dana Kemah

Muktamar Pemuda Muhammadiyah, Isu Intervensi hingga Dana Kemah

Usman Hadi - detikNews
Kamis, 29 Nov 2018 12:34 WIB
Sunanto (Foto: Usman Hadi/detikcom)
Bantul - Sunanto atau yang kerap disapa Cak Nanto akhirnya terpilih menjadi ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022. Sejumlah dinamika mengiringi kemenangan Cak Nanto baik sebelum maupun saat pelaksanaan Muktamar XVII di UMY, Bantul, DIY.

Sebelum pelaksanaan muktamar tanggal 26-28 November 2018, sejumlah isu memang mencuat ke publik. Pertama soal dugaan intervensi aparat kepolisian yang menanyakan sejumlah hal, termasuk nama kandidat ketum yang diusung di muktamar.

"Saya dapat laporan pimpinan Pemuda Muhammadiyah di tingkat daerah dan wilayah memang dikontak aparat keamanan," ujar Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) DIY, Iwan Setiawan, saat dihubungi wartawan Selasa (16/10) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Mereka (aparat kepolisian) mengajak silaturahmi dan bicara soal dinamika muktamar, bertanya soal calon-calon ketua umum Pemuda Muhammadiyah yang akan menggantikan Dahnil dan itu masif dilakukan di semua wilayah di Indonesia," lanjutnya.

Isu kedua yakni polemik dugaan penyelewengan dana apel dan kemah pemuda Islam di Kompleks Candi Prambanan tahun 2017 silam. Menyikapi polemik ini PP Pemuda Muhammadiyah memilih mengembalikan dana kemah Rp 2 miliar ke Kemempora.

Ketum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2014-2018, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengaku tak mengetahui siapa yang menghembuskan isu tersebut. Dia juga tidak tahu siapa pelapor kasus dugaan penyelewengan dana kemah ke Mapolda Metro Jaya.


Saat ditanya apakah isu penyelewengan dana kemah dihembuskan orang internal untuk menggoyang muktamar, Dahnil mengaku tidak tahu. "Saya enggak tahu yang persis," jelasnya di sela sidang tanwir pra muktamar di UMY, Minggu (25/11) lalu.

"Tapi yang jelas siapapun yang melakukan itu, siapapun yang berusaha menebar fitnah terhadap Pemuda Muhammadiyah, terhadap saya, yang jelas ini menyakitkan buat saya secara pribadi, keluarga begitu ya," lanjut jubir paslon capres Prabowo-Sandi tersebut.

Senada dengan Dahnil, Sekretaris Jenderal PP Pemuda Muhammadiyah periode 2014-2018, Irfannusir Rasman, juga tidak mengetahui siapa pelapor kasus dugaan penyelewengan dana kemah. "Ya itu saya no comment," ujarnya, Selasa (27/11) kemarin.


Meski diterpa berbagai masalah, namun PP Pemuda Muhammadiyah memilih tetap melangsungkan Muktamar XVII. Adapun agenda utama muktamar ini adalah mencari sosok pengganti Dahnil yang selama ini memang lekat dengan capres tertentu.

Ada enam caketum yang memutuskan bertarung di arena muktamar. Keenamnya yakni Ahmad Fanani, Andi Fajar Asti, Muhammad Sukron, Faisal, Sunanto, dan Ahmad Labib. Mayoritas mereka adalah pengurus di periode 2014-2018.


Dari keenam calon tersebut, Dahnil dikabarkan mendukung Ahmad Fanani. Bisa dikatakan Fanani adalah jagoan Dahnil, yang diperuntukkan untuk menggantikannya dalam proses suksesi kepemimpinan di PP Pemuda Muhammadiyah.

Namun tanpa disangka-sangka, jagoan Dahnil tersebut justru kalah. Fanani hanya menempati posisi ketiga perolehan suara terbanyak, kalah jauh dari Sunanto atau Cak Nanto yang memperoleh 590 suara, dan Ahmad Labib sebanyak 292 suara.


Terkait kekalahan jagoan Dahnil ini sempat disinggung oleh mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Raja Juli Antoni. Raja menilai hasil Muktamar XVII PP Pemuda Muhammadiyah kemarin merupakan hukuman yang harus diterima Dahnil Anzar.

"Calon yang diusung Dahnil, Ahmad Fanani, tidak mendapatkan suara signifikan dalam pemilihan kemarin. Ini adalah hukuman bagi Dahnil Simanjuntak yang mengendarai Pemuda Muhammadiyah secara ugal-ugalan, menyeret-nyeret Pemuda Muhammadiyah ke lingkaran politik praktis," ujarnya, Kamis (29/11).


Saksikan juga video 'Dugaan Mark-Up Kemah Pemuda yang Seret Dahnil Anzar':

[Gambas:Video 20detik]

(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads