Potret Miris Sekeluarga di Palembang Tinggali Rumah Nyaris Roboh

Potret Miris Sekeluarga di Palembang Tinggali Rumah Nyaris Roboh

Raja Adil Siregar - detikNews
Rabu, 28 Nov 2018 11:26 WIB
Rumah nyaris roboh. (raja/detikcom)
Palembang - Pesatnya pembangunan di pusat Kota Palembang beberapa tahun terakhir ternyata tak dirasakan keluarga Sumiyadi (53). Sumiyadi tetap tinggal di rumah tua yang nyaris roboh.

Buruh serabutan ini tinggal bersama istri dan putrinya di Lorong Utama, Kelurahan Sungai Selincah, Kalidoni. Tepat berada di belakang Pasar Ryada.

Pada rumah panggung berukuran 4x6 meter itu, terlihat semua tiangnya sudah mulai keropos. Atap genteng dan seng bekas sudah bocor. Bahkan ketika hujan lebat, mereka tak lagi bisa tidur.

Dinding papan sudah mulai runtuh, ada pula yang ditambal spanduk bekas dan plastik. Semua hanya sebatas agar dia dan keluarganya tak 'masuk angin' saat tidur malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai buruh serabutan, Sumiyadi pun hanya bergaji Rp 70 ribu. Namun gaji itu tidak setiap hari dia dapatkan sehingga harus dibantu istrinya yang bekerja sebagai buruh cuci.

"Suami kerja serabutan, kadang dapat Rp 70 ribu. Tapi kadang 3 hari tak kerja lagi. Jadi saya harus bantu kerja cuci pakaian dengan gaji Rp 400 ribu sebulan," kata istri Sumiyadi, Nurhasanah, saat ditemui detikcom, Rabu (28/11/2018).

Nurhasanah mengaku sudah 3 tahun tinggal di rumah yang nyaris roboh itu. Bahkan dia dan keluarganya selalu panik saat hujan turun disertai angin kencang.

"Kalau hujan turun sama angin, kami tak bisa tidur. Mulai menyelamatkan barang yang ada di rumah supaya tidak basah," kata Nurhasanah.

"Suami pernah sakit 4 bulan nggak bisa kerja, kondisi rumah juga makin parah. Saya utang sama majikan Rp 4 juta dan dipakai biaya berobat dan renovasi, tapi tetap tidak cukup," katanya.

Dari pinjaman Rp 4 juta itu, Nurhasanah kini harus mencicil Rp 250 ribu tiap kali gajian. Artinya, dia hanya bergaji Rp 150 ribu untuk membantu ekonomi keluarga.

Meskipun tinggal dengan kondisi rumah yang memprihatinkan, terlihat di antara rumah mereka berdiri rumah permanen. Tentu saja hal ini terlihat semakin miris.

"Kanan-kiri ini keluarga semua, keluarga dari suami. Mereka kadang memang ya kasih bantuan, tapi kan tidak bisa lebih karena semua sudah berkeluarga," kata wanita berusia 46 tahun ini.

Dengan kondisi rumah yang nyaris roboh itu, Nurhasanah hanya berharap adanya bantuan Pemkot Palembang. Termasuk bantuan renovasi rumah agar bisa lebih layak untuk dihuni.

"Kalau bisa ada bantuan dari Bapak Wali Kota, Pak Harnojoyo. Tolong Pak lihatlah rumah saya ini, kondisinya mungkin bisa Bapak lihat sendiri," sambungnya dengan nada lirih. (ras/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads