Ada enam kandidat yang akan memperbutkan sekitar 1.200 suara peserta yang berasal dari pengurus Pemuda Muhammadiyah dari seluruh daerah. Adapun caketum yang bertarung adalah Wajah-wajah lama yang duduk di kepengurusan periode 2018-2022.
Sekretaris Jenderal PP Pemuda Muhammadiyah, Irfannusir Rasman, menjelaskan enam kandidat tersebut telah disetujui peserta dalam sidang tanwir pra muktamar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Minggu (25/11) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya Ahmad Fanani, dia tercatat sebagai Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan. Lalu, Andi Fajar Asti adalah Ketua Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup, dan Muhammad Sukron merupakan Ketua Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.
Selanjutnya Faisal menduduki Ketua Bidang Hukum HAM dan Advokasi, Sunanto sebagai Ketua Bidang Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga, terakhir adalah Ahmad Labib. Belum diketahui apakah nama terakhir ini juga tercatat di kepengurusan lama.
Irfannusir mengatakan, proses pemilihan ketum baru akan dilangsungkan pagi hingga sore ini. Proses pemilihannya menggunakan metode pemilihan manual. Meski pada awalnya sistem pemilihan e-voting sempat mencuat dalam sidang tanwir pra muktamar.
"Proses pemilihan awalnya memang kita mau pakai e-voting. Tapi setelah perdebatan panjang hampir kurang lebih lima jam, kembali tanwir memutuskan (pemilihan ketum) dipilih secara manual," jelas Irfannusir kepada wartawan.
Irfannusir mengakui bahwa terdapat beberapa caketum yang juga tercatat sebagai anggota partai politik (parpol) tertentu. Akan tetapi, status keanggotaan parpol tersebut tidak menjadi masalah dan tidak akan mempengaruhi jalannya muktamar.
"Ada saya kira yang tidak masuk parpol, seperti Faisal dia akademisi, Sunanto lebih ke aktivis, kemudian Ahmad Labib itu mungkin ada afiliasi ke politik, terus Fanani masih wiraswasta, terus Sukron ada afiliasi politik," ungkapnya.
Terkait pemilihan ketum baru, Busyro Muqoddas salah satu tokoh senior PP Muhammadiyah berpesan agar pemilihan ketum baru jangan diwarnai money politik. Menurutnya, bila ada caketum yang membagi-bagikan uang maka yang bersangkutan harus ditangkap.
"Tangkap, proses, ditanya secara baik-baik, diusut. Kalau mereka (caketum Pemuda Muhammadiyah) ada duit dari mana, itu harus ada tim yang mengusutnya," ujar Ketua Bidang Hukum HAM dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah ini, Selasa (27/11).
"Jangan sampai organisasi sipil kayak Muhammadiyah dan sejenisnya itu dirusak oleh kekuatan-kekuatan yang mendestruksi, merusak anak-anak muda ini. Itu sebuah penghinaan yang nyata-nyata kalau terjadi betul-betul (suap)," lanjutnya.
Sementara pemilihan ketum baru pengganti Dahnil Anzar Simanjuntak dilangsungkan secara tertutup. Awak media tidak diperkenankan masuk ke area muktamar yang dijaga kokam di Sportorium UMY, Bantul, DI Yogyakarta hari ini. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini