"Karena Presiden minta untuk dorong revolusi mental secara lebih luas. Awalnya untuk birokrasi, tapi tadi beliau inginnya tidak hanya untuk birokrasi, tapi diperluas. Karena menurut beliau, perubahan, disruption yang terjadi, perubahan teknologi, industri 4.0, inovasi 4.0 yang terjadi sekarang memang seperti membuat takut, memberi tantangan, tapi sebenarnya membuka kesempatan," ujar President of United in Diversity Foundation (UID) Mari Elka Pangestu setelah bertemu dengan Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (26/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi setiap lini di masyarakat. Tidak hanya di birokrasi yang harus berubah, tapi buruh juga harus berubah, pekerja harus berubah, dunia usaha harus berubah dan kita harus bisa membuat perubahan itu terjadi supaya kita bisa meraih kesempatan dengan disruption ini, supaya Indonesia bisa lead front. Tapi kuncinya kalau sekarang beliau bahas infrastruktur, sekarang infrastruktur manusia yang harus kita bangun," ucap Mari Elka.
United in Diversity Foundation memberikan saran, yakni perubahan cara berpikir demi terwujudnya revolusi mental. Setiap manusia harus lebih keras belajar mendengarkan dan merasakan.
"Dari merasakan, saya harus pergi mengalami, harus pergi ke tempat Anda atau melihat keadaan yang ingin diubah ini seperti apa. Jangan hanya dari kertas atau analisis, tapi harus alami sendiri, baru saya bisa mengapresiasi, membuka pikiran dan hati saya bahwa perubahan itu harus dikolaborasikan dengan semua yang akan terpengaruh/semua stakeholder. Kita harus bisa rasakan, pahami secara utuh, dan cari solusinya bersama," papar Mari Elka. (jor/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini