Hal ini memicu kekhawatiran eskalasi militer antara Rusia dan Ukraina, juga memicu digelarnya rapat mendadak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Senin (26/11) waktu setempat.
Seperti dilansir AFP, Senin (26/11/2018), dalam insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, Rusia menyebut pihaknya menggunakan persenjataan mereka 'demi menghentikan militer Ukraina', yang diklaimnya masuk secara ilegal ke wilayah perairannya. Rusia juga mengonfirmasi bahwa 'tiga kapal Angkatan Laut Ukraina dimasuki dan digeledah' oleh pihaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya, FSB menyebut kapal-kapal Ukraina itu tidak mematuhi 'tuntutan legal' dari otoritas Rusia.
Baca juga: Penembakan di Kampus Crimea, 19 Orang Tewas |
Secara terpisah, Angkatan Laut Ukraina menyebut insiden ini terjadi pada Minggu (25/11) waktu setempat. Insiden terjadi saat dua kapal perang berukuran kecil dan sebuah kapal tugboat milik Ukraina berlayar menuju Selat Kerch, jalur perairan sempit yang menjadi akses menuju Laut Azov yang sering dipakai berlayar oleh Ukraina dan Rusia.
Menurut Ukraina, kapal patroli perbatasan Rusia menabrak tugboat milik mereka dalam 'aksi agresif secara terang-terangan' dan kemudian menembaki kapal-kapal Ukraina itu. Tiga kapal tidak bisa melanjutkan pelayaran akibat insiden itu.
Kementerian Luar Negeri Ukraina menyebut tindakan Rusia itu sebagai 'aksi agresif' yang merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional. Ukraina meyakini Rusia akan menghadapi 'respons legal internasional dan domestik'.
Ukraina menyebut enam tentaranya mengalami luka-luka dalam insiden ini, dengan dua di antaranya mengalami luka serius. Sedangkan FSB menyebut hanya tiga orang yang mengalami luka-luka yang tidak membahayakan nyawa dan mereka telah mendapat perawatan medis.
Konfrontasi semacam ini di lautan membahayakan konflik sejak lama antara Ukraina dan Rusia, juga dengan pemberontak di Ukraina Timur yang didukung Rusia. Ketegangan kedua negara semakin tinggi sejak Crimea dicaplok oleh Rusia tahun 2014 lalu.
Dampak dari insiden ini, Dewan Keamanan PBB menjadwalkan sebuah rapat mendadak pada Senin (26/11) waktu setempat untuk secara khusus membahasnya. Sumber-sumber diplomatik PBB menyebut rapat mendadak itu diminta oleh Rusia dan Ukraina.
(nvc/rna)