"Bagi umat, masjid ini sebagai tempat beribadah dan meningkatkan harkat umat. Tanggung ini. Masak, kalau tidak maju kelewatan masjid ini, ketuanya wakil presiden," kata JK dalam acara penutupan Rakornas DMI, Hotel Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (25/11/2018).
JK juga menyinggung soal pengurus DMI yang diisi tiga menteri, taitu Menteri ATR Sofyan Djalil, Menkominfo Rudiantara, dan Menteri PAN RB Syafruddin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK meminta pekerjaan sebagai marbut masjid tidak dipandang sebelah mata. Dia sendiri mengaku menjadi salah satu pengurus masjid sejak kecil untuk membantu menghitung uang infak.
"Saya selama hidup saya tinggal di dekat masjid. Saya bukan keturunan ketua masjid. Saya keturunan bendahara masjid, bapak saya 40 tahun di masjid Makassar, tidak ada yang berani ganti. Setelah beliau meninggal bendaharanya diganti sama saya, bukan ketuanya. Pekerjaan saya menghitung kotak amal, itu waktu SMP," sebut JK.
![]() |
JK mengatakan pengalaman menjadi pengurus masjid memberikan pelajaran yang luar biasa. Dia bahkan menyebut, jika tidak pernah menjadi bendahara masjid, mungkin ia tak akan menjadi pengusaha hingga Wapres.
"Barangkali, kalau tidak menghitung uang masjid, tidak jadi pengusaha, tidak jadi wakil presiden. Menghitung uang recehan itu luar biasa," ucapnya. (fdu/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini