"Tema yang diangkat kali ini juga sangat luar biasa," ucap Ma'ruf di hadapan ratusan peserta acara Seminar Kebangsaan dengan tema 'Tantangan Demokrasi Pancasila di Era Milineal', di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (24/11/2018).
Ma'ruf mengaku sering berkunjung ke berbagai kota untuk bertemu dengan bloger dan netizen. Komunitas ini adalah generasi yang asyik dengan dengan dunianya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diakui, masyarakat sekarang disibukkan dengan aktivitas yang ada di handphone, online media sosial. "Sekarang orang bangun tidur yang pertama kali dipegang adalah handphone. Segala kebutuhan keseharian pun bisa dipesan lewat handphone," tambahnya.
Hal demikian menurutnya menunjukkan perkembangan teknologi sudah sangat luar biasa. "Dunia sekarang berubah karena teknologi informasi," ujar pria asal Banyumas itu.
Pengaruh teknologi informasi lewat medsos bisa berpengaruh pada generasi milenial. Untuk itu diharapkan agar pengaruh negatif dari perkembangan teknologi informasi tak merusak generasi milenial.
Generasi milineal merupakan sasaran, prioritas, sosialisasi.
"Mereka menjadi prioritas karena sebagai generasi pelanjut perjuangan bangsa untuk memwujudkan cita-cita Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Untuk itu di Universitas Muhammadiyah Purwokerto kita selenggarakan sosialisasi," jelasnya.
Harapan dari kegiatan ini adalah bagaimana nilai-nilai luhur bangsa diinternalisasikan pada generasi milenial. Diakui generasi ini mendapat ancaman dari faktor internal dan eksternal.Sebagai generasi yang berkembang sesuai dengan kemajuan zaman, maka harus bisa menerapkan ideologi sesuai dengan perkembangan zaman.
"Kita harus memiliki ideologi yang bisa diadaptasikan dengan perubahan jaman," tuturnya.
Ideologi yang dimiliki bangsa ini, Pancasila, sangat luhur dan berbeda dengan ideologi bangsa lain. Demokrasi Pancasila punya kekhasan, ada kemufakatan, perwakilan, musyawarah, dan hikmah kebijaksanaan. Hal demikian disebut tidak dimiliki bangsa lain.
Pemahaman Pancasila jangan sampai luntur bahkan hilang pada generasi milenial. Jangan sampai generasi milenial tak paham demokrasi Pancasila. Pancasila sebagai jati diri bangsa, harus dipegang kokoh, tak boleh tergerus, apalagi hilang.
Sementara itu Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Syamsul Hadi Irsyad, dalam kesempatan itu meminta seluruh mahasiswa agar menegakkan Pancasila dan tak terpengaruh dengan politik politikus yang mengedepankan kepentingan sesaat.
"Mereka adalah politikus yang menganggap seolah-olah Pancasila adalah miliknya," tuturnya.
Dirinya mengajak generasi milenial di kampus untuk mempertahankan, menunjukkan, dan memperjuangkan hal-hal yang dibutuhkan masyarakat. Bukan malah sebaliknya.
"Perguruan tinggi Muhammadiyah harus mampu menjadi penerang dan kemajuan masyarakat," harapnya. (ega/prf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini