Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto beberapa waktu lalu mengungkapkan adanya ancaman kepada elite tertentu yang ingin mendukungnya. Mengomentari hal itu, Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Rommy) menilai saat ini sudah tak ada lagi ancaman seperti zaman orde baru.
"Mungkin Pak Prabowo lupa, bahwa sekarang bukan lagi zaman Orba. Era sekarang jauh berbeda dengan zaman Orba di mana Prabowo pernah menjadi pejabat militer saat itu. Tidak ada belenggu atas kebebasan berpendapat dan memilih, termasuk di pemilihan umum," kata Rommy dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/11/2018).
Menurut Rommy, di zaman Orba sudah biasa terjadi pemberangusan lawan politik. Bahkan tidak segan menggunakan cara-cara kekerasan untuk membungkam lawan politik sehingga hanya yang berkuasa akan selalu berkuasa.
Sementara sejak awal reformasi, kebebasan berpendapat berserikat dibuka selebar-lebarnya. Sehingga setiap orang tidak perlu takut untuk menyampaikan pendapatnya di muka publik. Bahkan, lanjut dia, saat ini penguasa tidak bisa mengatur dan memobilisasi dukungan aparatur sipil negara (ASN), Polri dan TNI pada partai tertentu, sebagaimana yang lazim berlaku di era Orba. UU yang mengatur ASN, Polri dan TNI mengamanahkan agar mereka netral dalam pesta demokrasi.
"Saat ini jauh berbeda dengan zaman otoriter Orba. Masyarakat bisa menyampaikan pendapatnya dan ini dijamin oleh Undang-undang," kata Rommy.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, saat memberikan pembelaan relawan pada Kamis (22/11/2018), Prabowo menyebut ada elite yang takut mendukungnya karena mendapat ancaman.
"Saya sering kedatangan elite, entah pakai gelar ini gelar itu, pakai posisi ini posisi itu, dan mereka bilang, 'Pak Prabowo, kami ingin mendukung Pak Prabowo. Tapi kami ditekan, kami diancam,'" ujar Prabowo saat itu.
(ega/prf)
"Mungkin Pak Prabowo lupa, bahwa sekarang bukan lagi zaman Orba. Era sekarang jauh berbeda dengan zaman Orba di mana Prabowo pernah menjadi pejabat militer saat itu. Tidak ada belenggu atas kebebasan berpendapat dan memilih, termasuk di pemilihan umum," kata Rommy dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/11/2018).
Menurut Rommy, di zaman Orba sudah biasa terjadi pemberangusan lawan politik. Bahkan tidak segan menggunakan cara-cara kekerasan untuk membungkam lawan politik sehingga hanya yang berkuasa akan selalu berkuasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Siapa Elite yang Diancam, Pak Prabowo? |
Sementara sejak awal reformasi, kebebasan berpendapat berserikat dibuka selebar-lebarnya. Sehingga setiap orang tidak perlu takut untuk menyampaikan pendapatnya di muka publik. Bahkan, lanjut dia, saat ini penguasa tidak bisa mengatur dan memobilisasi dukungan aparatur sipil negara (ASN), Polri dan TNI pada partai tertentu, sebagaimana yang lazim berlaku di era Orba. UU yang mengatur ASN, Polri dan TNI mengamanahkan agar mereka netral dalam pesta demokrasi.
"Saat ini jauh berbeda dengan zaman otoriter Orba. Masyarakat bisa menyampaikan pendapatnya dan ini dijamin oleh Undang-undang," kata Rommy.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, saat memberikan pembelaan relawan pada Kamis (22/11/2018), Prabowo menyebut ada elite yang takut mendukungnya karena mendapat ancaman.
"Saya sering kedatangan elite, entah pakai gelar ini gelar itu, pakai posisi ini posisi itu, dan mereka bilang, 'Pak Prabowo, kami ingin mendukung Pak Prabowo. Tapi kami ditekan, kami diancam,'" ujar Prabowo saat itu.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini