"Kok masih membayangkan Indonesia di era Orde Baru di mana kebebasan politik dikekang oleh kekuatan rezim. Ini bukan era Orde Baru, Pak. Ini era demokrasi, Pak," ungkap juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, lewat pesan singkat, Sabtu (23/11/2018).
Menurut Ace, setiap orang memiliki keleluasaan untuk menentukan pilihan politiknya, termasuk elite yang disebut Prabowo mendapat ancaman karena mendukungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tunjukkan kepada kami siapa elite yang merasa diintimidasi itu? Jangan selalu menebarkan ketakutan. Jangan memproyeksikan jika dirinya berkuasa ya!" ujar politikus Golkar itu.
Tak hanya mengeluarkan istilah 'politik genderuwo', Jokowi juga meluapkan kejengkelan karena kerap diserang hoax bahwa dirinya adalah aktivis PKI. Ia mengaku ingin menabok pihak penyebar hoax tersebut.
BPN Prabowo-Sandiaga mengkritik pernyataan Jokowi itu. Capres nomor urut 01 itu diminta belajar dari Prabowo yang disebut kerap diserang isu hoax.
"Tidak perlu. Justru kami yang lebih santai dan tenang. Tidak perlu pidato sambil emosional," tegasnya.
"Yang seharusnya lebih santai ya Pak Prabowo. Jangan terlalu banyak pidato berapi-api dan terlalu banyak retorika, nanti tak terkontrol emosinya sehingga datanya jadi salah. Masa 99% rakyat Indonesia hidupnya pas-pasan!" tambah Ace balik menyindir.
Anggota DPR RI itu pun balik menyindir pihak Prabowo. Menurut Ace, wajar saja bila Prabowo cs santai menghadapi hoax.
"Kalau yang terbiasa menyerang dengan menebarkan berita bohong dan hoax sih pasti santai dan tenang menghadapinya. Karena itu memang sudah menjadi bagian dari strateginya. Apalagi setelah melakukan kesalahan, terus dengan mudah minta maaf," sebutnya.
Ace menyebutkan sejumlah hal yang kemudian membuat Prabowo-Sandiaga meminta maaf. Mulai dari kasus hoax Ratna Sarumpaet hingga istilah 'tampang Boyolali'.
"Apa pemimpin seperti itu bisa dipercaya? Padahal apa yang disampaikannya itu berbahaya sekali bagi proses terciptanya kualitas demokrasi yang seharusnya dibangun berdasarkan atas keadaban politik," tutur Ace.
Ia menjelaskan mengapa kini Jokowi lebih terbuka mengungkapkan kegeramannya atas serangan-serangan politikus. Menurut Ace, selama ini Jokowi sudah sangat sabar menghadapi berbagai fitnah.
"Dituduh PKI, keluarganya non-muslim, kafir, dan lain-lain. Itu terjadi sejak pilpres tahun 2014 yang lalu. Terungkapnya tabloid Obor Rakyat yang disebarkan membuktikan bahwa hoax dan fitnah benar adanya. Menjelang Pilpres 2019, isu itu diangkat lagi," sebut Ace.
Sebelumnya diberitakan, Prabowo menyebut ada elite yang mengaku mendapat ancaman karena mendukung dirinya. Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Djoko Santoso, mengungkap siapa pihak pengancam elite itu.
"Ya kamu lihat sendiri, yang punya genderuwo dong. Siapa yang punya genderuwo kalian udah tahu," kata Djoko, Jumat (23/11). (elz/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini