"Kami sudah kirim, mengingatkan sudah kami sampaikan agar kalau bisa tidak keluar lagi statement-statement seperti itu," kata Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak di Hotel Alia, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (23/11/2018).
Menurut Yusuf, Prabowo mungkin sosok yang reaksioner. Yusuf mengatakan Prabowo ingin menghormati Australia, tapi lupa menghormati Palestina.
"Mungkin Pak Prabowo orang wise dalam arti kata cepat dan reaksioner dalam menghadapi masalah. Kamu punya masalah ya? Ya udah-udah, cepat begitu, ingin menghormati Australia, tapi lupa menghormati Palestina," lanjut dia.SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau seseorang mau siapa pun mengeluarkan statement itu berarti sikap pribadi, tidak bisa sudah ada resolusi PBB sudah ada konstitusi Republik Indonesia," jelas dia.
![]() |
Meski demikian, dia tetap membela Prabowo. Dia merasa status Prabowo yang masih calon presiden bisa ditoleransi.
"Bagus masih capres. Kalau pres (presiden) yang ngomong lebih parah lagi dong, konstitusi negara mengatakan bahwa itu adalah hak konstitusi Palestina, kok dinyatakan setuju," katanya.
Pernyataan soal pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem disampaikan setelah Prabowo berpidato dalam Indonesia Economic Forum 2018 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (21/11). Prabowo menjawab pertanyaan wartawan asing soal sikapnya mengenai rencana pemindahan Kedubes Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Untuk pemindahan kedutaan, saya belum membaca soal keputusan Australia memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Kita sebagai pendukung Palestina, kita tentu punya pendapat sendiri, tapi Australia juga merupakan negara independen dan berdaulat, maka kita harus menghormati kedaulatan mereka," kata Prabowo. (idn/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini