Cegah Korupsi Kepala Daerah, Begini Saran Sandiaga

Cegah Korupsi Kepala Daerah, Begini Saran Sandiaga

Mochamad Zhacky - detikNews
Kamis, 22 Nov 2018 22:12 WIB
Foto: Zacky/detikcom
Jakarta - Cawapres Sandiaga Uno bercerita soal besarnya ongkos politik seorang kepala daerah. Menurut Sandiaga, karena ongkos politik yang besar, calon kepala daerah yang tak memiliki dana cukup terpaksa meminjam.

"Kita harus melihat secara esensi. Kan saya pernah mengikuti proses pilkada bahwa ongkos politiknya kan tinggi, kita melihat juga biaya kampanye yang mahal," kata Sandiaga saat ditemui di Setnas Prabowo-Sandiaga, Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/11/2018).

"Para calon, terutama yang baik-baik, terkendala karena nggak memiliki biaya politik atau kalau harus menghadirkan biaya politik dia harus meminjam," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sandiaga menuturkan pinjaman biaya politik itu dipastikan menjadi batu sandungan. Ujung-ujungnya, kepala daerah yang terpilih tapi tak bisa mengembalikan pinjaman membuat suatu kebijakan yang menyimpang.

"Kalau meminjam ini akhirnya jadi nanti batu sandungan. Begitu dia harus mengembalikan pinjaman itu, dikejar-kejar pinjaman. Akhirnya dia dipaksa harus menghadirkan kebijakan-kebijakan yang kolutif," terang Sandiaga.

Sandiaga menyarankan seluruh pihak, yakni pemerintah, partai, masyarakat, dan aktivis antikorupsi, duduk bersama. Jadi bisa diputuskan apakah perlu kebijakan tentang pembiayaan atau pembatasan ongkos politik.

"Karena salah satu yang menjadi primadona kegiatan korupsi ini adalah kepala daerah. Berarti ada siklus yang harus kita putuskan di situ, harus kita solusikan. Semua duduk, partai, birokrasi, masyarakat, aktivis antikorupsi juga duduk," papar Sandiaga.


Sebelumnya, Sandiaga menilai korupsi yang dilakukan kepala daerah berhubungan dengan modal politik. Mantan Wagub DKI itu menilai harus ada pencegahan sejak dini, misalnya dengan pembiayaan atau pembatasan ongkos politik.

"Nah gimana, apakah yang menjadi masalah adalah majunya mesti membayar atau biaya politiknya yang harus kita kurangi? Nah, ini adalah bagian daripada kebijakan publik," papar pasangan capres Prabowo Subianto itu di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis (22/11).

"Apakah untuk mencalonkan diri itu, misalnya, harus dibiayai, atau kalau mau biaya itu dibatasi, berapa. Nah seperti itu yang akhirnya nanti kita harapkan ada pencegahan korupsi. Jadi nggak terulang," dia menambahkan. (zak/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads