Memilukan! Perang Bikin 85 Ribu Anak-anak Mati Kelaparan di Yaman

Memilukan! Perang Bikin 85 Ribu Anak-anak Mati Kelaparan di Yaman

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 22 Nov 2018 14:32 WIB
anak-anak Yaman yang menderita malnutrisi akut tengah dirawat di rumah sakit (Foto: Reuters)
Sanaa - Memilukan! Sebanyak 85 ribu anak-anak di bawah usia 5 tahun meninggal akibat kelaparan atau penyakit sejak perang melanda Yaman pada tahun 2015.

Organisasi kemanusiaan Save the Children menyampaikan angka tersebut berdasarkan data yang dikumpulkan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sebelumnya PBB telah mengingatkan bahwa hingga 14 juta warga berada di ambang kelaparan di Yaman, yang tengah dilanda peperangan antara pasukan Yaman yang dibantu Arab Saudi dengan para pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran.

"Untuk setiap anak yang tewas akibat bom dan peluru, banyak anak mati kelaparan dan itu sepenuhnya bisa dicegah," ujar Tamer Kirolos, direktur Save the Children's negara Yaman seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (22/11/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Anak-anak yang meninggal dengan cara ini sangat menderita karena fungsi organ-organ vital mereka menurun dan akhirnya berhenti," imbuhnya.

"Sistem kekebalan tubuh mereka begitu lemah sehingga mereka rentan infeksi, dengan sebagian bahkan terlalu lemah untuk menangis. Para orangtua harus menyaksikan anak-anak mereka tak tertolong, tidak dapat berbuat apa-apa," imbuhnya.

Pelabuhan Hodeida, titik masuk bagi sekitar 80 persen impor pangan dan bantuan ke Yaman, sejak tahun lalu telah berada di bawah blokade koalisi Arab Saudi yang mendukung pemerintah Yaman dalam memerangi pemberontak Houthi. Langkah ini sangat memperlambat pengiriman barang-barang bantuan.

Belum lagi dilaporkan bahwa serangan-serangan udara meningkat drastis di kota Hodeida yang menjadi medan tempur.



"Dalam beberapa pekan terakhir, ada ratusan serangan udara di Hodeida dan sekitarnya, yang membahayakan nyawa sekitar 150 ribu anak yang masih terjebak di kota tersebut. Save the Children menyerukan penghentian pertempuran dengan segera sehingga tak ada lagi nyawa-nyawa yang terenggut," ujar Kirolos.

Kelompok pemberontak Houthi menduduki Sanaa, ibu kota Yaman pada akhir 2014. Mereka juga merebut kendali kota Hodeida dan pelabuhannya. Setahun kemudian, yakni pada 2015, Arab Saudi dan sekutu-sekutunya melakukan intervensi militer di Yaman untuk memberikan dukungan bagi Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi dalam memerangi Houthi.

Konflik berkepanjangan di Yaman tersebut dilaporkan telah menewaskan sekitar 10 ribu orang. PBB bahkan menyebut krisis di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Lebih dari 22 juta orang -- tiga perempat dari populasi Yaman -- saat ini bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads