"BIN itu biasanya lakukan sesuatu bukan untuk disiarkan begitu tapi untuk presiden, karena user BIN itu presiden," ujar HNW di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Hidayat meminta BIN tidak sembarang memberikan informasi ke masyarakat. Apalagi jika informasi tersebut belum valid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi jangan BIN nambah kekeruhan dengan informasi-informasi yang validitasnya perlu dipertanyakan. Karena itu bertemu dengan info ada sekian masjid terpapar paham radikal yang sudah sangat amat jelas ditolak oleh wakapolri yang sekarang jadi Menpan-RB," tuturnya.
Selain itu, menurut Hidayat, seharusnya BIN juga menyelesaikan persoalan ini secara tertutup. BIN juga harus melampirkan bukti ketika memberikan informasi intelijen.
"Sebaiknya masalah ini kalau emang serius selesaikan masalah, jangan diumbar ke publik tapi buktikan dan hadirkan bukti serius dan ajak bicara pihak-pihak yang punya kewenangan masalah ini. BIN itu tidak umbar informasi yang tidak jelas juntrungannya tapi untuk selesaikan dengan hal yang bisa diselesaikan," kata Hidayat.
"User BIN itu kan presiden, BIN bukan berwacana apalagi menghadirkan informasi yang belum tentu benarnya tapi nggak jelas yang dituju tapi justru menimbulkan kecurigaan sana sini kemdian menimbulkan teror di masyarakat dan itu tidak diperlukan," sambung dia.
Baca juga: BIN Sebut Ada 50 Penceramah Berpaham Radikal |
BIN sebelumnya menyebut ada 50 penceramah yang menyebarkan paham raadikal di 41 masjid. Para penceramah itu sudah didekati.
"Tidak banyak, sekitar 50-an. Ini masih terus kita dekati mudah-mudahan ini bisa," kata jubir Kepala BIN, Wawan Hari Purwanto, di Restoran Sate Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (20/11).
Simak Juga 'Dewan Masjid Serahkan Urusan Masjid Radikal ke Intelijen':
(mae/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini