Ketujuh gunungan yang dikeluarkan Keraton Yogyakarta yakni tiga gunungan kakung, satu gunungan dharat, satu gunungan pawuhan, satu gunungan esti, dan saya gunungan gepak. Gunungan itu berisi hasil bumi warga.
Lima gunungan berbagai jenis dibawa dari Keraton Yogyakarta ke Masjid Gedhe Kauman untuk dibagikan ke warga. Sementara dua gunungan kakung lainnya akan diarak ke Kompleks Kepatihan dan ke Pura Pakualaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gunungan mulai diarak oleh abdi dalem dari Keraton Yogyakarta sekitar pukul 10.00 WIB. Sesampainya di halaman Masjid Gedhe Kauman pukul 10.35 WIB, langsung jadi rebutan warga.
Kepala Pasukan atau Manggolo Yudho Grebeg Grebeg Maulid, GPBH Yudhoningrat, menyayangkan warga yang langsung berebut gunungan padahal prosesi doa belum selesai.
"Itu masalah keamanan ya. Jadi sebetulnya harus sudah selesai didoakan penghulu baru diperebutkan," kata Yudhoningrat.
Dia menduga, tingginya animo masyarakat menjadi penyebab warga langsung berebut gunungan. Meski menyayangkan aksi warga, tapi dia mendoakan agar hajat warga, dan doa yang dipanjatkan penghulu terkabul.
"Ya animo masyarakat, saya kira itu wajar. Semoga nanti dalam doanya oleh penghulu itu bisa terkabul, walaupun itu sajiannya belum selesai sudah (diperebutakan).Tapi doanya tetap dilaksanakan," ungkap Yudhoningrat.
"Prosedurnya begitu (gunungan) nempel di tanah terus didoain. Sebelumnya (gunungan) diserahkan ke penghulu untuk didoakan. Setelah selesai didoakan diumumkan (boleh diambil), harusnya gitu," lanjutnya.
Salah seorang warga, Dayak (29), bercerita bahwa dia bersama rombongan sengaja datang dari Wonosobo ke Yogyakarta hanya untuk mengikuti prosesi Grebeg Maulid. Tujuannya tak lain untuk mencari berkah tuhan.
![]() |
"Saya berangkat sama rombongan naik travel, berangkat Senin pagi nyampek sini (Yogyakarta) jam 11.30 WIB. Ada 25 orang yang berangkat (bersama rombongan)," ujar Dayak kepada detikcom, Rabu (21/11/2018).
![]() |
Menurutnya, dia bersama rombongan datang ke Yogyakarta memang untuk mencari berkah. Oleh karenanya, sebelum grebeg dimulai dia sudah mengikuti sejumlah prosesi sekaten termasuk kondur gangsa semalam.
"Semalem kami ikut prosesi penurunan gamelan. Kami juga nyebar logam di pondok kompleks masjid. Tentu harapan kami supaya dapat berkat (melalui) kesultanan. Supaya dapat kelancaran ekonomi, tanahnya subur," ujarnya.
![]() |
Namun tak semua orang yang hadir dalam prosesi grebeg datang untuk mencari berkah. Seperti Katarina Dasirah (68), warga Pandak, Bantul, ini datang ke halaman Masjid Gedhe Kauman hanya untuk melihat prosesinya.
"Kalau saya cuma lihat saja, soalnya takut sel-selan (berdesak-desakan. Dulu waktu muda saya sering lihat grebeg di sini, tapi juga nggak ikut ambil. Ya hanya ingin lihat-lihat saja, seneng lihat keramaian," pungkas dia.
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini