"Harga pangan memang di luar peresmian STIKES, tapi ini penting bagi kami. Kami laporkan triwulan I tahun 2017 sampai triwulan III tahun 2018, Perpres Nomor 71 Tahun 2015, bahan pokok bukan 9 lagi, tapi 17. Sampai bulan September, inflasi 1,78. Kalau inflasi 1,78, barang naik dari mana?" ujar Soekarwo di Universitas Muhammadiyah Lamongan, Jatim, Senin (19/11/2018).
Soekarwo lantas merinci daftar harga bahan dan kebutuhan pokok di Jawa Timur. Dia mengatakan harga daging stabil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun harga jagung dilaporkan naik. Namun, kenaikan harga itu, kata Soekarwo, dinilai penting bagi petani jagung di Jatim.
"Jagung pipilan kering alhamdulillah naik sedikit karena penting bagi petani, garam beryodium deflasi, tepung terigu triwulan I 2017 sampai sekarang stabil. Kami cek di pasar betul, hampir terbawa info salah, kami cek langsung ke 110 pasar," tutur Soekarwo.
Harga-harga lainnya yang dilaporkan meliputi kacang kedelai, mie instan, hingga ikan teri. Rata-rata harga cenderung stabil, ada juga yang naik untuk sayur-mayur.
"Kacang kedelai impor lokal stabil, mie instan stabil, bumbu-bumbu, bawang merah naik, yang lain turun. Ikan teri stabil, kacang ijo stabil, kacang tanah, ketela pohon turun, sayur-mayur yang naik kol, wortel, dan buncis," kata Soekarwo.
Mendengar laporan Soekarwo, Jokowi mengaku senang. Sebab, di tahun politik, peran kepala daerah diperlukan menjelaskan kondisi perekonomian di wilayahnya.
"Saya tadi sangat senang dapat laporan dari Gubernur Jatim. Memang di luar konteks, tapi itu sangat relevan. Tahun politik perlu penjelasan lebih konkret. Kalau yang menjelaskan pimpinan provinsi memberi keyakinan. Inflasi ada hubungannya ke stabilitas harga. Empat tahun lalu inflasi kita di angka 9 dan 8. Tadi di Jatim 1,78, angka yang sangat rendah," kata Jokowi. (dkp/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini