Para santri berjalan hampir sejauh 10 km, dari tiga titik kumpul awal yang sudah ditentukan panitia, menuju ke titik kumpul akhir yang berada di Alun-alun Kecamatan Majalaya.
Baik santriwan ataupun santriwati, mereka mengenakan sarung beragam warna dan motif. Tanpa canggung mereka berjalan santai menuju Alun-alun Majalaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalan Sarungan ini diikuti sekitar 150 pesantren dan majelis talim di Kabupaten Bandung dengan jumlah peserta lebih dari lima ribu orang.
Menurutnya, para santri sangat antusias mengikuti kegiatan ini. "Alhamdulillah, kamu santri memakai produk mereka (sarung), mereka bangga terhadap sarung," ujarnya.
![]() |
Selain mempertahankan tradisi nenek moyang dulu, Jalan Sarungan ini sekaligus untuk mengenalkan kembali sarung kepada publik. Seperti diketahui Majalaya merupakan sentra sarung terbesar di Indonesia, selain itu sarung juga sudah menjadi identitas bangsa Indonesia sejak dulu.
"Ini adalah kota yang merupakan produsen sarung untuk dunia, bukan hanya nasional. Kita sampaikan, kepada masyarakat kalau kota senantiasa menggunakan prodak dalam negeri terutama mengenakan sarung, akan terjadi simbiosis mutialism. Kebutuhan sarung lebih meningkat dan Majalaya akan bangit lagi seperti duu," ungkapnya.
Ia berujar, pasar untuk sarung di Majalaya sudah menurun dan kejayaan sarung Majalaya tidak seperti dulu. "Jangankan untuk ekspor, untuk memenuhi kebutuhan lokal saja sudah susah," ujarnya.
Sementara itu Ketua PCNU Kabupaten Bandung Asep Jamaludin mengatakan, kegiatan Jalan Sarungan ini sangat positif. "Positif sekali," ujarnya.
Selain itu, dengan kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan kembali semangat santri Indonesia. Menurutnya, Indonesia dibebaskan dari penjajah oleh santri, perang 10 November dilataribelakangi dengan resolusi jihad 22 Oktober, hari pahlawan tanpa resolusi jihad itu tidak akan berhasil.
"Harapannya, akan membangkitkan kembali semangat jihad. Membeka NKRI, kita tahu sekarang banyaklah yang mengagnggu mehara Indonesia, ada beberapa organisasi, kumpulan masyarakat yang kelihatannya, kita tidak bisa menghakimi kelihatannya sudah mulai ingin mengganti falsafah negara Indonesia dengan ideolgi barat, nah imi perlu membangkitkan semangat santri yang ada di negara kita walbilkhusus di Bandung ini, kita kumpulkan bersama sambil memperingati maulid nabi," pungkasnya. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini