Gang Ditembok Setukpa Polri, Warga Sriwedari Sukabumi Protes

Gang Ditembok Setukpa Polri, Warga Sriwedari Sukabumi Protes

Syahdan Alamsyah - detikNews
Jumat, 16 Nov 2018 12:51 WIB
Foto: Syahdan Alamsyah
Sukabumi - Warga Kampung Belakang, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, protes karena gang kampung menuju kompleks asrama Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri ditembok.

Warga menyebut pemblokiran akses gang terdekat menuju Jalan Aminta Azmali, Jalan Bhayangkara dan RS Bhayangkara itu dilakukan empat hari terakhir. Pihak Kepala Lembaga Pendidikan (Lemdik) Setukpa Polri menembok akses Gang Ketilang. Sebelum ditembok, jalan ini dipagari dan digembok.

Gang Ketilang berada memanjang sejauh 100 meter. Puluhan tahun gang itu menjadi jalan terdekat warga menuju jalan besar. Ada jalan lainnya, namun warga harus memutar cukup jauh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada sekitar 20 Kepala Keluarga (KK) yang dirugikan akibat penutupan atau pemblokiran gang ini, saya sudah puluhan tahun tinggal di sini baru kali ini gang ditutup tembok. Upaya komunikasi sering kali kita lakukan sampai pernah saya berdebat dengan Provost Setukpa utusan kepala Lemdik," kata Irwan, warga setempat kepada detikcom, Jumat (16/11/2018).

Gang Ditembok Setukpa Polri, Warga Sriwedari Kota Sukabumi ProtesFoto: Syahdan Alamsyah


Irwan menuturkan, jalan itu dibiarkan terbuka sejak Setukpa Polri masih bernama Sekolah Polisi Negara (SPN), Akademi Angkatan Kepolisian (AAK), AKABRI dan Sekolah Calon Perwira (Secapa).

"Jalan ini sudah puluhan tahun, memang masuknya ke wilayah Setukpa. Kita juga menyadari dan merasa tidak mengganggu akses mereka. Ini hanya jalan lintasan kalau misalkan butuh darurat ke rumah sakit kita lewat sini, memang ada jalan lain tapi itu terlalu melingkar," lanjut Irwan.

Senada dengan Irwan, Eti (66) mengaku sakit hati dengan pemblokiran gang tersebut. Hal ini menurutnya sangat menyulitkan akses lintasan terutama bagi warga yang berusia sepuh seperti dirinya.

"Sakit hati saya pak terus terang, soalnya saya lama di sini. Harapan saya biarlah misalkan di gembok, warga yang melintas kasih kunci satu-satu. Saya terpaksa lewat bawah, kondisi jalannya juga kurang bagus saya sampai terjatuh dan kaki saya bengkak selama beberapa hari," tuturnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Setukpa, Brigjen Agus Suryatno membenarkan pemblokiran tersebut. Menurutnya hal itu terpaksa dilakukan karena warga dinilainya tidak berempati..

"Di dekat jalan gang itu kan ada kos-kosan cewek semua di situ, pacarnya pada tidur di situ pakai mobil di parkir di tempat kita (area asrama). Dikasih tau sekali dua kali enggak mau tahu, provost datang ke sana," katanya.

Pihaknya terpaksa akhirnya menutup kalan dengan pagar dan digembok. Namun menurutnya warga malah menjebol pagarnya.

"Kan kurang ajar itu namanya, tidak kasih tau provost, main jebol gitu aja. Ya sudah berarti tidak bisa kita kasih kesempatan dan kebijakan yang baik. Jalan ini kita tutup untuk asrama," tandas Brigjen Agus.

(sya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads