"Untuk apa reuni itu? Untuk apa?" ujar Ma'ruf Amin kepada wartawan di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2018) siang.
Ma'ruf mengaku tidak akan hadir jika diundang ke reuni tersebut. Ma'ruf tidak akan hadir jika ada agenda politik di dalam reuni itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait reuni 212 yang dipertanyakan, pihak Persaudaraan Alumni (PA) 212 menilai respons yang disampaikan Ma'ruf serupa dengan respons terkait aksi 212 jilid II yang digelar pada 21 Februari 2017. PA 212 menganggap pernyataan Ma'ruf itu merupakan bentuk penggembosan agar umat tak hadir di reuni 212.
"Kalimat yang sama dengan tahun kemarin, penggembosan itu. '212 sudah selesai', itu bentuk penggembosan biar umat nggak hadir," kata Ketum PA 212 Slamet Ma'arif saat dimintai tanggapan detikcom, Selasa (13/11/2018) malam.
Ma'arif juga menyinggung soal agenda politik di balik reuni 212 yang akan digelar satu bulan mendatang, seperti yang disinggung Ma'ruf. Juru bicara Front Pembela Islam (FPI) itu mengatakan hanya orang yang takut yang merasa ada kepentingan politik di reuni 212.
"Kalau bilang ada unsur politik, itu wujud ketakutan dan kepanikan," ujar Ma'arif.
Baca juga: Polri Imbau PA 212 Tak Gelar Reuni |
Reuni aksi 212 yang rencananya digelar bulan depan juga ditanggapi oleh pihak kepolisian. Polisi mengaku sudah memantau rencana kegiatan itu dan mengimbau agar kegiatan tak dilaksanakan.
"Kami sudah monitor mereka, akan ada kegiatan. Tetapi saya selaku Kadiv Humas mengimbau supaya tidak dilaksanakan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (13/11/2018).
Reuni aksi 212 sebetulnya pernah digelar pada 2 Desember 2017 di Monas. Pada saat itu, kegiatan diawali salat subuh berjemaah di Monas dan reuni selesai menjelang siang hari. (zak/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini