Waspada Banjir, Petugas Badan Air Siaga 24 Jam di Kali Cagak Jakut

Waspada Banjir, Petugas Badan Air Siaga 24 Jam di Kali Cagak Jakut

Eva Safitri - detikNews
Selasa, 13 Nov 2018 11:29 WIB
Foto: Petugas UPK Badan Air Penjaringan siaga 24 jam untuk mengangkut sampah di sekatan Kali Cagak. (Eva-detikcom)
Jakarta - Petugas unit pelaksana kerja (UPK) Badan Air Penjaringan disiagakan 24 jam untuk mengangkut sampah di sekatan Kali Cagak, Penjaringan guna mengantisipasi banjir. Sekatan ini merupakan penyaringan terakhir sebelum air sampai ke teluk Jakarta.

Pantauan detikcom di Kali Cagak, Penjaringan, Jakarta Utara, pukul 10.40 WIB, Selasa (13/11/2018), beberapa petugas sedang menyaring sampah di permukaan kali. Dua eskavator amfibi ada di lokasi, satu untuk mengangkut sampah ke darat, satu lagi berada di darat memindahkan sampah ke truk.


Pengawas UPK Badan Air Kecamatan Penjaringan, Joni mengatakan pihaknya sudah mewaspadai datangnya banjir dengan mengangkut sampah kiriman yang datang ke Kali Cagak. Puluhan petugas disiagakan 24 jam untuk mengantisipasi membeludaknya volume sampah saat musim hujan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sudah siapin satgas banjir. Malam juga, karena khawatir kiriman sampah bludak jadi malam hari kita siagakan. Kalau untuk hari biasa itu cuma 7 orang, kalau sudah musim hujan kita sampai kirim puluhan lah khusus malam hari saja bisa sampai 26 orang, 24 jam dijaga. Kita sudah mulai dua bulan yang lalu," ujarnya di lokasi.

Joni mengerahkan puluhan personil untuk menjaga agar sekatan tidak hancur oleh sampah kiriman. Terlihat memang penyekat sampah hanya menggunakan pelampung berwarna oranye yang memanjang.

Waspada Banjir, Petugas Badan Air Siaga 24 Jam di Kali Cagak JakutFoto: Petugas UPK Badan Air Penjaringan siaga 24 jam untuk mengangkut sampah di sekatan Kali Cagak. (Eva-detikcom)

Sebab, menurutnya, jika musim hujan datang kiriman sampah bisa mencapai 50 kubik per hari. Kiriman sampah berhulu dari Bogor.

"Kalau sekatan ini kan sekitar 50 meter aja kemungkinan kalau airnya besar mungkin nggak kuat. Maknya kita mulai siagakan, kerja lebih untuk mengangkut sampah. Musim hujan pasti meningkat, kalau untuk hari biasa sekitar 2 mobil, 18-20 kubik per hari. Kalau musim hujan bisa lebih, bisa 50 kubik," ucapnya.

Joni menyebut sampah yang datang bermacam-macam jenisnya mulai dari kayu, bambu, batang pohon, kasur hingga bantal. Hal itu disebutnya tidak seperti hari biasa yang hanya sampah plastik saja.

"Kalau hari biasa itu cuma macam plastik-plastik aja dan kalau nggak musim hujan kita bersihin hanya sampe sore, sekarang kita siaga malam juga," katanya.


Joni tidak tahu bagaimana sampah itu masih banyak di Kali Cagak. Padahal, menurutnya, sebelum sekatan ini masih banyak pintu air yang dilalui aliran dari hulu.

"Saya kurang tahu kalau di daerah sana ya, yang jelas (sampah) sampai ke sini, mungkin lolos dari bawah. Tapi yang jelas kalau hujan di sini sangat parah sekali," pungkasnya.

(idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads