Ma'ruf Diultimatum Forum Tunanetra, Timses akan Beri Penjelasan

Ma'ruf Diultimatum Forum Tunanetra, Timses akan Beri Penjelasan

Faiq Hidayat - detikNews
Selasa, 13 Nov 2018 08:30 WIB
Foto: Politikus PPP Arsul Sani (Bil Wahid/detikcom)
Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani mengaku akan berkomunikasi dengan kaum difabel. Tujuannya untuk menjelaskan pernyataan cawapres KH Ma'ruf Amin mengenai istilah kiasan buta dan budek.

"Insyaallah kami komunikasikan dengan mereka soal ini (istilah buta dan budek) dengan bijak, supaya kesalahpahamannya terselesaikan dengan baik," ujar Arsul Sani saat dihubungi detikcom, Senin (12/11/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyandang disabilitas yang tergabung dalam Forum Tunanetra Menggugat menyesalkan pernyataan Ma'ruf Amin. Mereka tersinggung dan menuntut Ma'ruf meminta maaf.

Menurut Arsul, Ma'ruf Amin tidak menghina para penyandang tunanetra saat mengucapkan istilah kiasan buta dan budek. Namun Ma'ruf bermaksud mengingatkan orang yang mempunyai panca indera lengkap dan berfungsi baik, tapi sengaja menutup mata, hati, pikiran, dan telinga untuk mendengar informasi yang nyata.

"Kiai Ma'ruf Amin sedang menghina para penyandang tunanetra atau tunarungu ketika mengucapkan soal buta dan budek. Tapi sedang mengingatkan orang-orang yang panca inderanya lengkap dan berfungsi dengan baik, namun sengaja membutakan diri dari kemampuan penglihatan mata, hati dan berpikirnya, serta menutup rapat telinganya dari kemampuan mendengar informasi yang nyata," jelas dia.



Ma'ruf Amin dikatakan Arsul, menggunakan istilah dalam Alquran surat Al-Baqarah tentang buta, tuli, dan bisu. Sehingga mantan Rais Aam PBNU tersebut tidak merendahkan para kaum difabel.

"Istilahnya dalam Al Qur'an, surat Al Baqarah ayat 18 adalah 'summun, bukmun, umyun'... Nah istilah ini yang diambil Kiai Ma'ruf Amin. Jadi tidak bermaksud merendahkan para difabel tersebut sebagaimana tentunya Allah SWT juga tidak merendahkan mereka ketika berfirman merujuk pada istilah atau kata-kata itu," ucap Arsul.

Sebelumnya, Ma'ruf Amin menjelaskan istilah 'buta-budek' yang sempat dilontarkannya. Dia menjelaskan maksud 'buta-budek' itu merujuk pada pihak yang tak bisa melihat prestasi pemerintahan Jokowi. Ma'ruf Amin juga menyebut ucapan tersebut tidak menuduh pihak siapapun.

"Kalau ada orang yang mengingkari kenyataan, apa yang telah dilakukan oleh Pak Jokowi. Kalau (ada) ya. Saya nggak nuduh siapa-siapa, kalau namanya kalau. Ya, apa yang sudah dilakukan, misalnya infrastruktur, jalan-jalan, lapangan terbang, pelabuhan, pendidikan, fasilitas kesehatan. Kalau mengingkari itu semua, itu kan kayak orang buta. Nggak melihat dan kayak orang budek, jadi saya tidak menuduh," kata Ma'ruf Amin kepada wartawan di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/11).

Ma'ruf Amin sendiri sudah menjelaskan maksud ucapan 'budek' dan 'buta'. Ia menegaskan, ucapannya tidak menuduh seseorang. Ucapan tersebut juga termuat dalam ayat Alquran. Ia merasa heran jika ucapannya disoal.

"Saya tidak marah, dan bukan sedang menuduh siapa-siapa. Saya cuma bilang, kalau ada yang yang menafikan kenyataan, yang tak mendengar dan melihat prestasi, nah sepertinya orang itu yang dalam Alquran disebut αΉ£ummum, bukmun, 'umyun. Budek, bisu, dan tuli," ujar Ma'ruf kepada Tim Blak blakan detikcom , Sabtu (10/11).

"Artinya orang yang tak mendengar, orang yang tak mau melihat, yang tak mau mengungkapkan kebenaran itu namanya bisu, budek, buta. Jadi itu bahasa 'kalau' ya. Saya tak menuduh orang, atau siapa-siapa. Saya heran, kenapa jadi ada yang tersinggung. Tak menuduh dia kok," kata Ma'ruf.


Saksikan juga video 'Ma'ruf Amin Bicara 'Budek-Buta', Fadli Zon: Bisa Singgung Difabel':

[Gambas:Video 20detik]

(fai/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads