Sosok KH Bisri Syansuri di Mata Gus Mus: Kiai yang Lurus

Sosok KH Bisri Syansuri di Mata Gus Mus: Kiai yang Lurus

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Senin, 12 Nov 2018 18:13 WIB
Gus Mus (Arif Syaefudin/detikcom)
Jakarta - Mantan Rais Aam PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus berbicara tentang sosok Kiai Bisri Syansuri. KH Bisri disebut sebagai kiai yang lurus.

Dilihat detikcom, Senin (12/11/2018), Gus Mus melalui ceramahnya yang dipublikasikan lewat akun YouTube Ahmad Mukhlishon pada 19 Juni 2017 mengaku merindukan sosok salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) itu. Gus Mus kemudian menyebut Kiai Bisri ikut berjasa dalam pendidikan agama untuk perempuan di Indonesia.

"Kita rindu pada kiai yang seperti Mbah Bisri Syansuri. Sampean bayangkan Kiai Bisri ini perintis madrasah perempuan pertama. Jasanya tidak kalah dengan RA Kartini, yang katanya harum baunya itu," ujar Gus Mus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Gus Mus mengaku membayangkan perjuangan Kiai Bisri saat berusaha mendirikan madrasah perempuan itu, terutama bagaimana cara kakek mantan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu meyakinkan gurunya, Kiai Hasyim Asy'ari.

"Mbah Bisri saya bayangkan, ketika mendirikan madrasah untuk perempuan, itu kira-kira gurunya Kiai Hasyim Asy'ari itu seperti apa. Mendukungkah atau tidak kira-kira? Sepanjang saya meneliti Mbah Hasyim, Mbah Wahab (Kiai Wahab Hasbullah), dan Mbah Bisri, itu kira-kira yang membantu Mbah Bisri agar Mbah Hasyim setuju itu Mbah Wahab. Karena Mbah Wahab itu banyak akalnya," tuturnya.

Gus Mus kemudian menyebut sosok Kiai Bisri yang sangat 'lurus'. Dia teringat salah satu pengalamannya saat bertemu dengan kiai yang lahir di Tayu, Jawa Tengah, itu.

"Saya teringat, saya waktu anyar-anyaran turun di tanah Jawa dari Mesir itu saya sering ke Matraman, tempatnya punya Yu Wahid. Karena saya kawannya Gus Dur. Tengah malam ngeluyur abis nonton bioskop, pulang kemalaman sampai jam setengah 2. Ndodok (mengetuk) lawang (pintu) itu nggak ada yang bukain. Lama," kata Gus Mus.

"Baru setelah lama kemudian ada yang membukakan pintu. Yang membukakan pintu Mbah Bisri Syansuri baru selesai tahajud. Yang satu juga Almukarom pulang dari nonton bioskop, yang mbukain pintu baru selesai tahajud. Maka saya katakan tadi saya malu sekali dilihati oleh Mbak Bisri. 'Potonganmu, Mus, Mus'. Jadi kelihatannya ngomong begitu sama saya. 'Gayamu koyok pejabat rais aam. Dapurmu'," sambungnya sembari terkekeh.


Gus Mus juga lantas bercerita tentang hubungan Kiai Bisri dengan sahabat karibnya sekaligus kakak iparnya, Kiai Wahab. Kiai Bisri dan Kiai Wahab, katanya, merupakan dua orang yang selalu bertentangan dalam hal apa pun.

"Ini Mbah Bisri sama Mbah Wahab itu hampir di semua masalah bertentangan nggak keru-karuan. Ngalor-ngidul. Nggak tahu kalau menurut analisisnya Gus Dur itu karena Mbah Wahab itu juga menguasai ilmu-ilmu yang lain. Tapi Mbah Bisri pecinta fiqih, lurus fiqih," ungkap Gus Mus.

"Tapi saya melihatnya ini rahmat Allah kepada NU. Orang NU sing seneng kenceng-kenceng, sing ati-ati banget dalam tingkah polahnya dia punya imam Mbah Bisri Syansuri. Sing anyaran-anyaran sing kepengen enak itu ya ikut Mbah Wahab. Jadi maka di NU itu selalu ada orang yang galaknya nggak keru-karuan ya ada, yang ringan-ringan ya ada," sambung dia.

Keduanya, kata Gus Mus, hampir tidak pernah sependapat, baik soal keagamaan maupun kelembagaan. Misalnya soal hukum 'marung' atau masuk warung dan soal pembubaran DPR dan penunjukan anggota DPR di era Sukarno.

"Memang dua orang ini murid seniornya Mbah Hasyim Asy'ari. Sampai gebrak-gebrakan, tapi kalau break, kalau istirahat, kalau salat ini rebutan Mbah Wahab sama Mbah Bisri rebutan dulu-duluan menimba. Kalau yang dahulu Mbah Bisri, Mbah Bisri akan ngeladeni wudunya Mbah Wahab. Kalau Mbah Wahab yang duluan, Mbah Wahab yang ngeladeni Mbah Bisri untuk wudu," bebernya.

"Dulu kiai seperti itu, berbeda pendapat itu halal. Tidak menyebabkan pertentangan. Berbeda dalam soal fiqih, keagamaan bisa otot-ototan. Dulu itu kiai sama kiai kalau polemik pakai bahasa Arab. Kalau nggak cocok sama kiai Jatim lain menggunakan bahasa Arab tur pakai syair. Jadi awam-awam ndak tahu kalau beliau sedang berkelahi. Kalau sekarang, kiai-kiai berantem santrinya diajak," sambung Gus Mus.


Nama almarhum KH Bisri Syansuri sedang ramai menjadi perbincangan karena makamnya dilangkahi cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno saat berziarah. Juru bicara timses Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, sebelumnya sudah angkat bicara soal video itu. Menurut dia, Sandi tak berniat melecehkan.

"Yang pasti, Bang Sandi nggak punya niat apa-apa untuk melecehkan makam atau apa pun juga ya. Yang pasti Bang Sandi nggak punya niat jelek untuk tidak hormat," ujar Andre saat dihubungi.

Sementara itu, jubir Prabowo-Sandiaga, Irfan Yusuf Hasyim (Gus Irfan), menyoroti pendamping Sandi saat ziarah tersebut.

"Yang jadi pertanyaan saya, kenapa ya, mereka kan, Bang Sandi dan Pak Prabowo, kan sudah berziarah ke berbagai tempat, berpuluh tempat, tapi nggak pernah ada kesalahan tapi kok baru di situ ada kesalahan. Apa pendampingnya yang kurang tanggap atau gimana itu," kata Gus Irfan. (mae/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads