Makam yang berada di kompleks pemakaman Desa Temurejo Kecamatan Kota Blora itu nampak gersang dan tak terawat. Nisan sebagai tanda pusara makam berwarna hitam. Nampak tulisan nama Potjut Meurah Intan di satu sisi nisan, lengkap dengan tanggal wafat 20-9-1937.
Jika dibanding dengan kondisi makam para pahlawan nasional pada umumnya, kondisi makam Potjut Mirah Intan ini jauh dari kata layak. Semak belukar berserakan menutupi sebagian ruang nisan.
Juru kunci makam setempat, Suparno menyebutkan, makam Potjut Meurah Intan barada satu kompleks dengan makam sejumlah tokoh masyarakat. Namun, keterbatasan tenaga, makam itu pun tak dirawat secara rutin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suparno bahkan tidak menyangka, jika sosok Potjut Mirah Intan merupakan tokoh nasional yang memiliki andil besar dalam merebut kemerdekaan RI. Sebab,menurut Suparno tidak ada yang spesial di makam tersebut, meskipun terkadang ada kunjungan ziarah dari warga luar daerah.
"Gak ada yang mengunjungi sama sekali kalau hari biasa, yang ada ya dari universitas-universitas itu. Itu setahun sekali biasanya. Terus pernah ada juga kunjungan dari orang-orang Aceh pas dulu," imbuhnya.
Warga setempat, Indra Agung menyebutkan sesekali warga dirinya bersama segelintir warga lainnya, secara suka rela membersihkan makam tersebut. Ia pun berharap, ada perhatian khusus dari Pemerintah setempat untuk bisa lebih memperhatikan makam salah satu pahlawan nasional yang berada di Blora itu.
"Kalau nanti bisa diperbaiki, dibuat secara layak lokasi makamnya, nanti warga kan bisa menggelar haul. Ziarah ke makam juga lebih nyaman, untuk mengenang jasa beliau ini," katanya.
Potjut Mirah Intan, merupakan orang kepercayaan Cut Nyak Dien dan sempat menjadi pemimpin para pejuang Aceh di kawasan Laweueng dan Kale, Aceh pada perang melawan Belanda tahun 1.900 an. Namun kemudian dirinya tertangkap dan diasingkan di Kabupaten Blora hingga akhirnya meninggal dan dimakamkan di Blora.
(bgk/bgk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini