"Jadi untuk timsus ini sudah bekerja mulai menyelidiki dari pesawat itu terbang dari Manado pada 28 Oktober. Dari Manado sudah melakukan investigasi, interview, terhadap personel-personel crew handling, keamanan, kemudian bagian kesehatan untuk mengecek latar belakang seluruhnya," kata Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasteyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (9/11/2018).
Tim juga mengecek bagasi dan manifes serta rekam kesehatan para staf dan pilot. Apakah ada kemungkinan terkait narkoba atau tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari Bali tim memeriksa indikasi sabotase dan nonteknis lainnya, narkoba, terorisme ini bahan bahan sudah dikumpulkan dan dianalisis. Bahan bahan ini akan di-klop-kan dengan hasil teknis dari hasil pemeriksaan KNKT. Nanti kalau sudah klop, dari hasil KNKT-nya misalnya penyebab kecelakaan adalah faktor ini," jelasnya.
Jika ada kemungkinan kelalaian atau perbuatan pidana, maka penyelidikan akan dinaikkan menjadi penyidikan. Namun, dalam melaksanakan tugas, Polri berazaskan kehati-hatian.
"Teknisnya KNKT sebagai leading sektor karena KNKT punya ahli yang berkompeten menganalisis jatuhnya pesawat tersebut. Tim terus bekerja. Kita mengumpulkan kita berkoordinasi, KNKT hasilnya seperti apa kita menunggu hasil knkt," papar Dedi.
Simak Juga 'Melihat Perjalanan Sepekan Terakhir Lion Air PK-LQP Sebelum Jatuh':
(rna/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini