Praktik perjokian seleksi CPNS di Sulsel berlangsung sangat sistematis, mulai dari peserta, perantara, joki dan pembuat surat peserta.
"Para joki ini masuk ke dalam ruangan tes membawa kartu peserta yang telah dicetak. Ada kedapatan karena kartu peserta dengan KTP berbeda," kata Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani saat berbincang dengan wartawan di Mapolrestabes Makassar, Sulsel, (8/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya, modus perjokian ini dimulai dari bimbingan belajar (bimbel) CPNS. Meski tidak semua bimbel melakukan hal ini, namun berdasarkan penangkapan tersangka di Makassar, diketahui bahwa pemilik bimbel akan melihat siapa peserta didiknya dianggap tidak mampu. Di sanalah kemudian pemilik bimbel menawarkan bantuan untuk membantu meloloskan tes CPNS.
"Mereka katakan nilai kamu kurang dan akhirnya peserta calon CPNS ini bilang ikut bapak saja," sebutnya
Dari perbincangan itu, kemudian terjadi tawar menawar harga. Biasanya, untuk seorang joki dipatok harga sekitar Rp 40 juta sampai Rp 50 juta. Pada kasus penangkapan joki sebelumnya yang melibatkan mahasiswa di dari Yogyakarta, peserta CPNS yang menggunakan joki ini akan menanggung tiket perjalanan hotel, hingga menunggu hari pengumuman seleksi CPNS.
Harga ini, kata Dicky belum termasuk harga pembuatan surat palsu kartu peserta CPNS. Untuk kartu palsu ini dihargai senilai Rp 75 juta.
"Nanti setelah peserta lulus, maka uangnya baru akan diberikan semuanya kepada mereka," sebutnya.
"Mereka ini bukan hanya terjadi di Makassar terjadi juga di beberapa tempat di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan ada juga permainan orang dalam. Tetapi susah dibuktikan karena berhubungan via telepon," ungkapnya.
Para pelaku khususnya para joki, disebut Dicky berasal dari mahasiswa dan sarjana yang memiliki prestasi akademik yang bagus dan tergolong pintar.
Salah seorang pelaku bernama Rusman, yang berperan dalam pencetakan surat ujian palsu CPNS mengatakan dia dihubungi seorang kawannya untuk membantu memalsukan kartu peserta.
Dia mendownload kartu ujian dan mencetak foto peserta yang dikirimkan kepadanya. Kemudian dia mengubah data joki menjadi data peserta itu dan memalsukan cap stempel.
"Saya dijanjikan uang Rp 75 juta. Kalau lolos uangnya dikasih kalau tidak lolos tidak dapat uang," sebutnya.
Simak Juga 'Soal Tes CPNS 2018 Bocor?':
(fiq/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini