"Setelah dilakukan troubleshooting (pencarian sumber masalah secara sistematis), yang rusak adalah AOA," ucap Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di kantornya, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (7/11/2018).
"AOA itu mengukur sudut pesawat terhadap aliran udara. Jadi, kalau pesawatnya seperti ini (kondisi mendatar), ini nol, tapi kalau pesawatnya naik, nah itu AOA itu berapa derajat terhadap aliran udara akan terbaca," imbuh Soerjanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soerjanto mengatakan sensor AOA menunjukkan perbedaan pada saat penerbangan sebelum JT 610, yaitu dari Bali ke Jakarta. Dalam penerbangan itu, AOA pesawat PK-LQP sebelah kiri berbeda 20 derajat dengan sebelah kanan.
"Pilot melakukan beberapa prosedur dan akhirnya dapat mengatasi masalah dan pesawat dapat mendarat di Jakarta dengan selamat," ujar Soerjanto.
Menurut Soerjanto, sensor AOA itu sudah diganti setelah pilot melaporkan adanya kerusakan pada penunjuk kecepatan atau airspeed indicator. Dia menyebut sensor AOA dengan airspeed indicator merupakan satu bagian.
"Jadi kenapa yang rusak penunjuk kecepatan (tapi) yang diganti angle of attack? Karena memang itu satu bagian dari sistem," ucapnya. (nvl/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini