Idrus Ditanya soal Minta USD 2,5 Juta: Saya Nggak Enak Badan

Idrus Ditanya soal Minta USD 2,5 Juta: Saya Nggak Enak Badan

Haris Fadhil - detikNews
Selasa, 06 Nov 2018 15:26 WIB
Idrus Marham (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Tersangka kasus suap terkait proyek PLTU Riau-1, Idrus Marham, enggan menanggapi soal apa yang disampaikannya dalam sidang terdakwa Johanes B Kotjo tentang permintaan USD 2,5 juta. Idrus mengaku kondisinya sedang tidak fit.

"Saya... sudah bukan, bukan, saya lagi apa, lagi nggak enak bodi," ucap Idrus selepas menjalani pemeriksaan di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (6/11/2018).

Idrus melanjutkan langkahnya menuju mobil tahanan. Tidak ada pertanyaan lain dari wartawan yang dihiraukannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Persoalan USD 2,5 juta itu muncul dalam persidangan terdakwa Kotjo pada Kamis, 1 November, lalu. Kotjo didakwa memberikan suap kepada Idrus dan Eni Maulani Saragih, yang merupakan politikus Partai Golkar serta anggota DPR Komisi VII.

Dalam persidangan tersebut, jaksa KPK memutarkan sadapan antara Idrus dan Eni. Idrus mengakui soal permintaan USD 2,5 juta seperti dalam rekaman sadapan itu. Namun, menurutnya, hal itu ia sampaikan karena terus didesak Eni.




"Jadi maksudnya begini, saya kan sudah bilang jangan saya, tetapi karena ini masih mendesak, ini satu-satu, udahlah sekalian saja dua atau tiga juta, empat juta, kenapa tanggung satu," jawab Idrus.

"Dua setengah ini maksudnya?" tanya jaksa lagi.

"Dua setengah juta," jawab Idrus.

"USD?" tanya jaksa.

"Ya pastilah, saya nggak tahu itulah pembicaraan Eni. Setiap Eni yang mengajukan saya nggak setuju, lalu saya bilang sekalianlah. Kita larang jangan, masih berusaha, karena itu saya bilang ini sekalian," kata Idrus.


Simak Juga 'Idrus: Kalau Ada Kader Golkar Ambil Uang, Kembalikan ke KPK':

[Gambas:Video 20detik]

(dhn/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads