Seperti dilansir AFP, Senin (5/11/2018), Trump menggunakan bahasa yang berapi-api dalam kampanye, mulai dari menggambarkan AS sedang terancam oleh aliran imigran ilegal, tindak kejahatan yang merajalela hingga kalangan Demokrat yang bergerak semakin ke arah kiri-jauh.
"Mereka ingin memberlakukan sosialisme di negara kita. Dan mereka ingin menghapus perbatasan Amerika," sebut Trump dalam kampanyenya di Chtattanooga, Tennessee pada Minggu (4/11) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Partai Republik bertekad mempertahankan dominasi dalam House of Representatives (HOR) dan Senat AS. Partai Demokrat berharap antusiasme golongan akar rumput yang kuat bisa membantu merebut dominasi di salah satu kamar Kongres AS agar bisa menggagalkan agenda Trump.
Pertempuran politik sengit terjadi di berbagai negara bagian. Salah satunya di Texas yang merupakan 'red states' -- yang dikuasai Republik -- di mana kandidat Demokrat yang populer, Beto O'Rourke, berupaya melengserkan Senator Ted Cruz dari Partai Republik.
Di negara bagian Minnestoa, kandidat Partai Republik, Pete Stauber, bertekad menang di wilayah yang didominasi Demokrat atau disebut 'blue states'. Di Florida dan Georgia, Partai Demokrat bertekad menjadikan kandidatnya sebagai Gubernur Afrika-Amerika pertama di wilayah tersebut.
Pada Senin (5/11) waktu setempat, Trump berkampanye di Ohio dan Indiana sebelum melanjutkan ke Missouri, dengan tujuan melengserkan Senator Demokrat, Claire McCaskill, yang merupakan kandidat inbumbent.
Jika Trump sibuk berkampanye untuk para kandidat Republikan, mantan Presiden AS Barack Obama tidak kalah sibuk berkampanye untuk para kandidat Demokrat. Dalam salah satu kampanye, Obama menyindir Trump soal penyelidikan atas dugaan intervensi Rusia dalam pilpres 2016.
"Mereka mengumpulkan cukup dakwaan untuk membentuk satu tim futbol. Tidak ada seorang pun dalam pemerintahan saya yang didakwa," sebut Obama dengan nada menyindir.
Para pengamat menilai gairah politik di AS sedang naik ke level puncak yang langka, dengan pemilihan awal di beberapa negara bagian menunjukkan jumlah pemilih yang di atas level normal. Jumlah pemilih yang menggunakan suara dalam pemilu sela kali ini diprediksi akan menentukan.
Para pakar dan sejumlah survei memprediksi Demokrat akan sulit merebut dominasi pada Senat AS, namun tidak demikian pada House atau HOR.
Polling terbaru Washington Post-ABC News menunjukkan kandidat-kandidat Demokrat untuk House akan lebih banyak dipilih dibandingkan kandidat Republikan, dengan prediksi perolehan suara 50 persen untuk Demokrat melawan 43 persen untuk Republikan. Polling kedua oleh NBC dan Wall Street Journal menunjukkan Demokrat untuk 7 poin dari Republikan.
(nvc/rna)