Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat Yerry Yanuar mengungkapkan, saat ini pihaknya masih melakukan revisi tata ruang untuk mengakomodir pembangunan LRT Bandung Raya.
"Kalau dari Provinsi sekarang lagi revisi tata ruang (RTRW Jabar)," katanya, saat ditemui di Kantor Bappeda Jabar, Kota Bandung, Senin (5/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena (revisi tata ruang) ini akan jadi payung kebijakan. Ini kita benahi dulu," katanya.
Selain itu, menurutnya revisi tata ruang ini juga akan menjadi dasar dalam proses penetapan lokasi dan pembebasan lahan untuk proyek tersebut. Sehingga, lanjutnya pembangunan LRT Bandung Raya harus terakomodir dalam RTRW Jabar.
"Masuk dalam RTRW, untuk memudahkan proses penlok (penetapan lokasi) dan lain-lain," ujarnya.
Pembangunan LRT Bandung Raya sudah digagas sejak masa pemerintahan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. Beberapa pembahasan telah dilakukan mulai dari tingkat daerah hingga tingkat pusat agar proyek ini bisa terealisasi.
Pada Juni 2018 lalu, Pemprov Jabar melakukan penandatanganan kesepakatan bersama pembangunan LRT Bandung Raya dengan Pemkot Bandung, Cimahi, Pemkab Bandung, Sumedang dan Bandung Barat. Ke lima daerah tersebut rencananya akan dilintasi LRT Bandung Raya dengan delapan trase yang disiapkan.
Meliputi jalur pertama Leuwipanjang-Gedebage-Jatinangor, Leuwipanjang-Cimahi-Walini, Leuwipanjang-Soreang, Babakan-Siliwangi-Leuwipanjang, Cimindi-Gedebage, Martadinata-Banjaran, Gedebage-Tegaluar-Majalaya dan Babakan Siliwangi-Lembang-Maribaya.
Selain itu, moda transportasi tersebut juga rencananya akan diintegrasikan dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dimana titik akhirnya berada di wilayah Tegal Luar Kabupaten Bandung.
Saksikan juga video 'Kemenhub Klaim LRT Palembang Sudah Pakai Teknologi Terkini':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini